Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Malam Anugerah FFI di Kota Banyak Aksi

16 Desember 2017   10:01 Diperbarui: 16 Desember 2017   10:07 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Untuk siapa?

Lepas dari soal kisruh keuangan yang mewarnainya, pelaksanaan acara puncak FFI di Manado juga patut dipertanyakan: untuk siapa FFI di Manado diadakan?

Apakah untuk insan film? Untuk gengsi jajaran pemerintah daerah? Atau untuk masyarakat?

Pelaksanaan pemberian penghargaan FFI 2017 di Manado terkesan sangat eksklusif. insan film yang datang ke Manado seperti berada di Menara Gading, jauh dari masyarakat. Tidak ada kegiatan yang mendekatkan insan film dengan masyarakat, sehingga masyarakat merasa dekat dengan idolanya dan pada gilirannya memberikan apresiasi yang lebih baik bagi film nasional. Satu-satunya kegiatan yang berinteraksi dengan masyarakat adalah kunjungan ke SMK1 Manado oleh beberapa insan film.

Kota Manado pada tanggal 9 -- 11 Desember 2017 tidak menunjukkan tanda-tanda ada event perfilman nasional yang besar bernama Puncak FFI 2017. Spanduk atau baliho tidak ditemui di tengah kota. Penulis hanya melihat sebuah baliho besar dengan wajah isteri Gubernur Sulut  Rita Dodokambey, dan tulisan tentang pelaksanaan FFI di Manado. Selebihnya tidak terlihat.

Beberapa anggota masyarakat yang ditemui penulis mengaku tidak tahu banyak tentang kegiatan FFI di Manado. Mereka juga nampaknya tidak terlalu ingin tahu.

Menurut Ketua Panpel FFI 2017 Leni Lolang, panitia lokal sempat meminta agar diadakan Pawai Artis, tetapi ketika Leni mengatakan artis perlu dibayar untuk mengikuti kegiatan itu, panitia setempat tidak bersedia mengeluarkan biaya, sehingga kegiatan itu ditiadakan.

Gubernur Sulut Olly Dodokambey dalam wawancara dengan wartawan di tempat kediaman resminya mengatakan event perfilman nasional sangat besar manfaatnya untuk mempromosikan Sulut. Dengan kegiatan itu diharapkan masyarakat di luar Sulut akan lebih mengenal Sulut.

Perfilman, kata Gubernur Sulut, berhasil mempromosikan Sulut ke dunia luar, sehingga pariwisata Sulut meningkat 1000 persen! Pertumbuhan ekonomi Sulut mencapai 6,2 persen, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

Dibutuhkan kajian yang lebih mendalam terhadap korelasi pelaksanaan AFI / FFI terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke Sulut. Apalagi dalam kegiatan FFI di Manado, Pemprov Sulut tidak memanfaatkan kedatangan artis nasional untuk mempromosikan pariwisata di Sulut.

Beberapa daerah lain yang menjadi tuan rumah FFI sebelumnya melakukan itu. Pemprov Riau mengajak rombongan FFI tahun 2017 ke Siak, Pemkot Batu pada FFI 2018 mengajak ke berbagai obyek wisata di Batu, Pemprov Sumsel pada FFI 2014 membawa wartawan ke Kompleks olahraga Jakabaring. Pemprov Sulut tidak melakukan apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun