Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Kecantikan “Aisyah” Tertutupi Romansa “Rangga dan Cinta”

22 Mei 2016   17:55 Diperbarui: 22 Mei 2016   18:02 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: liputan6.com

Hari-hari belakangan ini insan perfilman di tanah air sedang mengalami eforia atas keberhasilan dua film Indonesia. Yang pertama keberhasilan komersil film “Ada Apa Dengan Cinta 2” (AADC2) di bioskop-bioskop tanah air dan negara tetangga, serta keberhasilan "Prendjak" garapan sutradara Wregas Bhanuteja mendapat penghargaan film pendek terbaik di La Semaine de la Critique Festival de Cannes 2016.

Keberhasilan itu menunjukkan sineas /  film Indonesia bisa melakukan sesuatu yang tak terbayangkan selama ini, yakni mengalahkan dominasi film asing. Kesuksesan AADC-2, kabarnya mampu mengalahkan film Hollywood di bioskop, dan “Prenjak” tentu saja telah menyisihkan banyak film peserta dari negera lain. Tak berlebihan jika ada yang merasa yakin inilah saat kebangkitan film Indonesia. Padahal kita tahu kebangkitan film Indonesia tak ubahnya alat vital lelaki: bangkit sebentar, lalu tertidur untuk waktu yang lama.                     

AADC-2 bukan satunya film Indonesia yang main di bioskop tanah air saat ini. Ada beberapa judul film, beberapa di antaranya sekedar numpang lewat, walau ada pula yang berhasil mengumpulkan remah-remah penonton yang tersisa.  Dari beberapa judul film Indonesia yang ikut berjudi di bioskop adalah sebuah film cantik berjudul “Aisyah – Biarkan Kami Besaudara” (ABKB) produksi One Production. Bukan karena film itu dibintangi oleh artis cantik Laudya Cynthia Bella, tetapi menurut penulis, tema yang diangkat maupun kerja sutradara dan para pemainnya dalam film itu sangat cantik. Padahal sebagian besar lokasi pengambilan gambar yang berlangsung di Desa Derok, Attambua, adalah sebuah tempat yang gersang dan sulit air. Namun tempat yang seperti itu menjadi indah ketika tertangkap kamera yang dioperasikan oleh juru kamera atau DOP (Director of Photographi) yang mumpuni dan sutradra yang punya visi. Dalam pandangan penulis, gambar-gambar film ini bahkan lebih indah dibandingkan film Indonesia kebanyakan yang bergenit-genit syuting di luar negeri.

Selain Laudya Cinthia Bella, film ini juga dibintangi oleh comedian Ari Kriting, artis kawakan Lidya Kandao, Ge Pamungkas, anak-anak asal Atambua, dan beberapa pendukung lainnya. Semua bermain apik, termasuk anak-anak Atambua yang sebelumnya sama sekali tidak pernah beraksi di depan kamera. Ini merupakan kerja luar biasa dari sutradara Herwin Novianto, Sutradara Terbaik FFI 2012 melalui film”Tanah Surga – Katanya”.

Film yang dibuat berdasarkan skenario yang ditulis Jujur Prananto dan Gunawar Rajardja, mengisahkan seorang guru pemula bernama Aisyah (diperankan Laudya Cynthia Bella) yang mendapat tugas di Desa Derok, Atambua, Timor,  NTT .  Aisyah yang terbiasa tinggal di tanah Priangan yang indah, sejuk dan masyarakat yang ramah, harus bertugas di Attambua yang sangat bertolak belakang dengan keadaan di tempat kelahirannya. Desa Derok, Atambua, adalah tempat yang panas, gersang, sulit air dan masyarakat yang keras. Itu sebabnya sang ibu (Lidya Kandou) keberatan ketika Aisyah mengatakan akan bekerja sebagai guru di sana. Namun karena tekad Aisyah sudah bulat, terpancar kesan optimisme dan semangat dari wajahnya, sang ibu dengan berat hati mengijinkan.

Di Desa Derok, Aisyah bukan saja menghadapi kondisi alam yang panas dan jeleknya insfrastruktur, tantangan terbesdar yang harus dihadapi adalah sikap kurang bersahabat dari siswa-siswa yang dididiknya. Mereka curiga dengan Aisyah yang berjilbab datang untuk merusak keimanan mereka sebagai pemeluk Katolik. Seorang siswa bernama Lordis Defam (Isa Almasih Benu) bahkan menuding Aisyah ingin menghancurkan gereja mereka. Murid-murid lain yang terpengaruh dengan Loris juga memandang Aisyah sebagai musuh potensial.

Tantangan lain,  sulitnya mendapatkan air di Desa Derok, juga menjadi masalah sendiri bagi Aisyah, seorang muslimah yang harus menjalankan kewajibannya sebagai muslim. Sedangkan air sangat dibutuhkan untuk melakukan wudhu, walalu pun Aisyah bisa melakukan tayamum, wudhu tanpa air yang memang dibolehkan dalam Islam. Bahkan ibadah puasa yang dijalankan pun terasa lebih berat, karena udara yang sangat panas di Atambua.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi akibat kondisi alam yang keras, serta sikap bermusuhan dari siswa-siswa yang diajarnya, tidak mematahkan semangat Aisyah. Dengan kesabaran dan sikap kasih yang dalam, Aisyah mendekati murid-muridnya dan mengubah cara pandang mereka yang salah terhadap dirinya. Campur tangan kepala adat dan orangtua murid juga ikut mempercepat luluhnya kekerasan hati siswa terhadap dirinya. Hanya kekerasan hati Lordis yang sulit dilunakan.

Moment itu akhirnya datang juga. Lordis yang mengalami kecelakaan ketika melarikan diri dari kejaran teman-temannya, ditolong oleh Aisyah. Di situlah Loris merasakan sentuhan kasih Aisyah, sehingga cara pandangnya terhadap Aisyah berubah, dan ia datang meminta maaf atas sikapnya selama ini. Ternyata perilaku Loris merupakan akibat didikan pamannya, yang seorang pelaut. Belakangan diceritakan sang paman masuk penjara karena membunuh orang.         

Sarat Pesan

ABKB merupakan sebuah film yang sarat pesan. Yang pertama adalah pesan tentang toleransi. Tak dapat dimungkiri, Indonesia yang besar dan luas ini diuhuni oleh berbagai suku bangsa beserta adat istiadatnya, maupun agama dan aliran kepercayaan yang dianut. Itu sebuah realita yang tak terbantahkan. Dan setiap suku bangsa bangsa dengan identitas budaya mereka, serta pemeluk agama maupun aliran kepercayaan, teguh dengan apa yang diyakini. Maka ketika kita memaksakan orang lain harus sama dengan apa yang kita miliki, kita anut, maka itu adalah sebuah kesia-siaan. Aisyah memberi pesan bahwa cinta kasih dan sikap toleranlah yang bisa menyatukan sebuah bangsa majemuk seperti Indonesia. Sikap seperti itu universal, bisa diterima di mana pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun