Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pariwisata Indonesia yang Menyebalkan!

6 September 2014   21:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:26 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setahun setelah berlangsung event internasional Sail Bunaken di Sulawesi Utara, saya berkesempatan mengunjungi Pulau Bunaken. Ternyata WC umum di sana juga tidak terawat, kunci-kuncinya sudah lepas. Jadi apa yang diperoleh dari kegiatan internasional tersebut?
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki spot wisata luar biasa. Jumlahnya sangat banyak, dan keindahannya tidak diragukan. Sayangnya kita tidak tahu bagaimana caranya menjual obyek wisata yang tersebar luas itu, karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan masih jauh dari kebutuhan. Bagaimana orang bisa melihat suatu obyek wisata yang diinginkannya jika transportasi ke tempat yang dituju sulit; insfrastrukturnya buruk. Belum lagi masalah ketepatan waktu layanan transportasi yang sering molor karena sebab-sebab tidak jelas. Ini sering terjadi pada sebuah penerbangan nasional, sehingga hampir semua penumpang pesawat di Indonesia, paham apa artinya kata delay.

Sejak tahun 60-an Bung Karno sudah membangun kawasan Pelabuhan Ratu di Selatan Sukabumi, Jawa Barat. Lepas dari cerita mistis yang dikaitkan dengan pribadi Presiden Soekarno, Pelabuhan Ratu adalah tempat yang indah. Cukup beralasan bila Soekarno memerintahkan agar dibangun hotel di sana. Kini setelah lima puluh tahun lebih, Pelabuhan Ratu tidak berkembang menjadi destinasi wisata utama. Tidak jauh dari Pelabuhan Ratu juga ada Pantai Sarwana yang terkenal keindahannya. Tapi bagaimana wisatawan mau datang ke sana kalau insfrastrukturnya buruk. Jika Pelabuhan Ratu saja yang dekat dengan Jakarta kurang tertangani dengan baik, bagaimana dengan Lore Lindu, Raja Ampat, atau tempat-tempat lain yang belum tergarap.

Hal lain yang juga kurang mendapat perhatian adalah tersedianya fasilitas layanan kesehatan di lokasi wisata. Ini penting diperhatikan, karena keselamatan dan kesehatan wisatawan sulit diduga bila berada di kawasan wisata, terutama wisata alam. Dua tahun lalu, seorang wartawan yang sedang mengunjungi kawasan wisata Pulau Umang di Banten bersama-sama rombongan Kemenparekraf, tidak tertolong nyawanya, lantaran mengalami ganggung kesehatan di sana. Fasilitas layanan kesehatan terlalu jauh, dan kalau pun ada fasilitasnya tidak memadai.

Pariwisata merupakan sektor penting yang memberikan devisa cukup besar bagi negara. Tahun 2013 sektor pariwisata meraih kunjungan 8.802.129 wisman atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS. Tahun 2014 diharapkan capaiannya lebih besar lagi. Jumlah itu ternyata hanya sepertiga jumlah wisatawan yang datang ke negeri jiran Malaysia, yang mencapai 25 juta. Indonesia juga kalah dengan Singapura dan Thailand.

Jika Indonesia ingin menggaet wisatawan lebih banyak lagi, tidak ada cara ampuh selain memperbaiki insfrastruktur, pelayanan, dan mendidik masyarakat agar menyadari betapa pentingnya kunjungan wisatawan. Kawasan Kota Tua Jakarta saja jika dikelola dengan baik, standar kebersihan, keamanan dan kenyataman ditingkatkan, bukan tidak mungkin akan menjadi tujuan wisata utama di Jakarta. Kota Macau yang saya kunjungi dua tahun lalu, bisa memanfaatkan warisan Portugis dengan baik, sehingga mengundang wisatan untuk datang – selain mereka yang datang untuk berjudi tentunya. Kalau soal gedung-gedung tua warisan lama, Kota Tua Jakarta jauh lebih kaya dibandingkan Macau. Hanya saja, Macau merawat, kita merusaknya. (Herman Wijaya/hw16661@yahoo.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun