Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Diributkan, Direktur Film Batal ke Berlinale Film Festival

4 Februari 2015   04:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Direktur Pengembangan Industri Perfilman  dan beberapa anggota delegasi akhirnya membatalkan keberangkan ke Berlin, Jerman, untuk mengikuti 65th Berlianale Film Festival yang akan diadakan tanggal 5 – 15 Februari 2015. Pembatalan dilakukan karena rencana keberangkatan itu karena kegaduhan di media.  Hal itu disampaikan oleh Direktur Film Armen Firmansyah melalui telepon kepada penulis, Selasa (3/2) sore. “Saya memutuskan tidak jadi berangkat. Saya pikir ini harus dijelaskan. Saya siap menjelaskan dan bertanggungjawab,” kata Armen.

Heboh rencana keberangkatan delegasi Indoensia ke Berliniale Film Festival terjadi sejak sutradara Joko Anwar mennyebarluaskan rencana itu melalui akun twitternya. Joko Anwar bahkan mengecam rencana keberangkatan delegasi Indonesia ke ajang tersebut sebagai ajang jalan-jalan pejabat di Kementerian.

“Dari tahun ke tahun kegiatan ke luar negeri untuk film (sektor lain kemungkinan juga sama) selalu dimanfaatkan oleh pejabat. Dimanfaatkan untuk kegiatan jalan-jalan bawa orang-orang yang sedikit atau malah tidak ada hubungannya dengan perfilman,” kata Joko dalam kicauannya.

Dalam daftar nama-nama yang akan berangkat ke Berlin adalah: Armen Firmansyah (Direktur Film), Harry Simon (Pengurus Persatuan Perusahaan Film Indoensia / PPFI), Evy Hapsiah Salampessy (Sekretaris PPFI), Sarah Astriani (Aktris), Waliana Ahmad May (aktris), Subagyo Hutapea (aktor), Ronggur Kurnia Oloan Nasution (Komunitas Film), Andi Umi Pratiwi (Staf Direktorat Film), Tini Afianti (Pengamat Film) dan Benny Benke (wartawan).

Sebagian nama yang masuk dalam daftar, menurut berbagai kalangan, memang sangat asing. Nama Sarah Astriani dan Waliani Ahmad May misalnya, selama ini kurang dikenal sebagai artis. Namun menurut sumber, kedua nama itu, termasuk Benny Benke yang dikenal sebagai wartawan Suara Merdeka merupakan orang-orang yang kerap diberangkatkan kementerian Parekraf untuk mengikuti ajang perfilman di luar negeri. “Sarah dan Waliana juga pernah ikut ke Cannes dan Los Angeles. Kalau Benny pernah meliput di Cannes, Berlin, dan Los Angeles. Kalau tidak salah ini untuk kedua kalinya dia (Benny Benke) berangkat ke Berlin,” kata sumber.

Sumber juga mengatakan sangat aneh jika kementerian tetap mengirimkan delegasi ke luar negeri, dengan menggunakan anggaran negara tanpa melalui lelang. Diperkirakan biaya untuk mengikuti ajang ini dan mengirimkan delegasi tidak kurang dari Rp 1,5 milyar. “Sangat aneh kalau uang sebesar itu dikeluarkan tanpa melalui lelang. Dan EO yang menangani pekerjaan ini sama dengan EO yang menangani FFI 2014. Ada apa ini?” tambah sumber.

Terkait nama-nama tersebut, menurut Armen Firmansyah, pihak Direktorat hanya memasukan dua nama, sisanya diajukan oleh PPFI dan EO. Direktorat Film memang selalu meminta nama-nama yang akan dikirim kepada PPFI, setiap ada ajang ke luar negeri. “Dua orang artis itu, memang benar-benar artis. Coba aja dicek. Dia berangkat ke sana untuk menjaga boot. Masa artis terkenal yang disuruh jaga boot. Itu kan mahal,” kata Armen.

Untuk acara Berliniale ini pihak kementerian memang mempercayakan kepada PPFI untuk mengusulkan beberapa nama. “Ini kan cuma film market, bukan ajang kompetisi film. Makanya kita percayai kepada PPFI. Mereka kan yang punya film. Masa’ kita tidak percaya kepada PPFI,” kilah Armen. Menyusul kehebohan ini, kedua “artis” itu pun dibatalkan keberangkatannya.

Adapun nama-nama yang diajukan oleh pihak EO, menurut Armen, biayanya keberangkatan dan selama berada di Berlin ditanggung oleh pihak EO sendiri. “Itu mereka yang bayar, nanti ada hitung-hitungannya. Kenapa dibuatkan surat resmi, maksudnya supaya mudah dalam mengurus visa,” katanya.

Mengenai anggara yang dipakai untuk membiayai kegiatan ini Armen mengaku tidak tahu menahu, karena semua sudah ada mekanismenya.

Armen menduga kehebohan ini akibat adanya oknum di jajarannya yang membocorkan surat dari kementerian tentang penunjukan delegasi ke Berliniale. “Saya sudah tahu orangnya. Dia orang sakit hati sama saya. Tapi ini tidak boleh. Ini termasuk membocorkan rahasia Negara,” katanya.

Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Kemala Atmojo juga mengaku terheran-heran dengan nama-nama yang dikirim pemerintah untuk mengikuti Berlianale Film Festival ini. Karena sebelumnya ada empat orang sineas muda Indonesia yang filmnya menang dalam ajang itu. Antara lain Aditya Ahmad, Lulu Hendra, Rasidin. Keempat sineas itu sebelumnya sudah mengirim surat ke Direktorat Film untuk meminta bantuan pembiayaan berangkat ke Berlin. Tapi permintaan mereka tidak digubris. “Akhirnya BPI yang mengusahakan biaya, dan bisa membantu untuk dua orang. Dua lainnya dibantu pihak lain,” kata Kemala kepada penulis, Senin (2/2) kemarin. (hw16661@yahoo.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun