Mohon tunggu...
Matsna Riftania
Matsna Riftania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Fal.matsna Menulis membaca itu hobiku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modernisasi Pendidikan Agama Islam di Era Revolusi Industri 4.0

29 April 2024   00:30 Diperbarui: 29 April 2024   00:34 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di awal era globalisasi ini, pendidikan agama Islam harus lebih tanggap terhadap tanda-tanda perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Pendidikan agama Islam harus siap menerima perubahan yang terjadi pada masa revolusi industri. Hal ini sebagai bentuk penguatan kehadiran pendidikan agama Islam. Jika pendidikan agama Islam tidak terbuka terhadap perkembangan dunia pendidikan dan terus berpegang pada metode dan sistem lama, maka dunia pendidikan agama Islam akan semakin terpuruk dan ketinggalan zaman.

Modernisasi pendidikan agama Islam di era Revolusi Industri 4.0 mencakup pengintegrasian teknologi dan pendekatan inovatif dalam proses pembelajaran. Hal ini mencakup penggunaan platform digital untuk mengakses sumber daya pendidikan, pengembangan aplikasi dan perangkat lunak khusus untuk pembelajaran interaktif, serta penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan dan analisis data untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Akan tetapi, modernisasi pendidikan agama islam di era Revolusi Industri 4.0 juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan modernisasi pendidikan agama Islam di era Revolusi Industri 4.0:

  • Aksebilitas: Penggunaan teknologi memungkinkan akses yang lebih luas terhadap sumber daya pendidikan agama Islam, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau tidak memiliki akses langsung ke institusi pendidikan.
  • Interaksi dan Engaging: 2. Penggunaan teknologi dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif melalui penggunaan aplikasi, video pembelajaran, dan platform online.
  • Fleksibilitas: Siswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja, memungkinkan pembelajaran berbasis mandiri dan fleksibel sesuai dengan jadwal dan preferensi masing-masing.
  • Inovasi: 4. Modernisasi pendidikan agama Islam membuka pintu bagi inovasi dalam metode pengajaran, kurikulum, dan evaluasi, yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Namun, ada juga beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:

  • Ketidaksetaan akses: Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi, sehingga modernisasi ini dapat meningkatkan kesenjangan akses pendidikan antara mereka yang memiliki akses dan yang tidak.
  • Ketergantungan pada teknologi: Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengurangi keterampilan sosial, keterampilan interpersonal, dan kemampuan kritis berpikir jika tidak diimbangi dengan pengembangan keterampilan tersebut secara langsung.
  • Kurangnya pengawasan dan Kontrol: 3. Dalam lingkungan pembelajaran online, kurangnya pengawasan dan kontrol dari guru atau pembimbing dapat menyebabkan penurunan kedisiplinan dan kehilangan fokus dalam pembelajaran.
  • Ancaman privasi dan keamanan: Penggunaan teknologi dalam pendidikan agama Islam juga membawa risiko terhadap privasi data siswa dan keamanan informasi, terutama jika tidak dikelola dengan baik.

Dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan ini, penting untuk merancang strategi modernisasi pendidikan agama Islam yang seimbang, mengambil manfaat dari teknologi sambil tetap memperhatikan tantangan dan risiko yang terkait. Selain itu, modernisasi pendidikan agama Islam juga mencakup penyesuaian kurikulum untuk mencerminkan kebutuhan dan tantangan zaman, seperti memasukkan pemahaman tentang teknologi, etika digital, dan penguatan identitas agama dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi.

Modernisasi pendidikan agama Islam di era Revolusi Industri 4.0 memiliki pengaruh yang signifikan bagi pendidikan karakter anak. Dengan integrasi teknologi digital, anak-anak memiliki akses lebih mudah untuk mempelajari nilai-nilai agama Islam secara interaktif dan menyenangkan. Mereka dapat menggunakan aplikasi, platform online, dan media sosial untuk belajar dan berdiskusi tentang nilai-nilai Islam. Selain itu, pendidikan karakter anak juga diperkaya dengan pemanfaatan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran yang kolaboratif, kreatif, dan inovatif. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan sikap toleransi, kepedulian sosial, kejujuran, dan kepemimpinan yang sesuai dengan ajaran agama Islam dalam konteks zaman yang terus berkembang secara cepat.

Tujuan modernisasi pendidikan agama Islam di era Revolusi Industri 4.0 adalah untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam dengan perkembangan teknologi digital guna meningkatkan efektivitas dan relevansi pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda agar memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang diwarnai oleh teknologi.

modernisasi pendidikan agama Islam di era Revolusi Industri 4.0 memungkinkan penyampaian materi agama yang lebih interaktif, menyenangkan, dan mudah diakses oleh generasi muda. Dengan memanfaatkan teknologi, pendidikan agama Islam dapat menjadi lebih relevan dan efektif dalam membentuk karakter anak-anak sesuai dengan ajaran Islam, sehingga mereka dapat menjadi individu yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif dalam masyarakat yang terus berkembang secara digital. Ini semua bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda Muslim untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam dunia yang semakin terhubung secara digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun