Mohon tunggu...
Matroni Muserang
Matroni Muserang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencintai filsafat, sastra, budaya, membaca, menulis, jalan-jalan, makan roti,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mimpi

4 Februari 2014   07:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mungkin mimpi akan menjadi keseharian

menjadi tatapan api yang terus ada dalam diri

kemelut terus memangsa

sementara diri belumlah dibersihkan

kemanakah harus aku berlari

mencari air kehidupan yang resah dibabat habis oleh kapital

pohon, tanah dan tebing-tebing dihabiskan

aku hanya tertawa lewat kata-kata makna

dengan deraian airmata yang tak kunjung selesai

lantaran pikiranmu dan nafsumu dibiarkan liar

nafsu yang ingin mengusai alam

dimanakah kau simpan akal dan matamu

untuk membaca ayat-ayat semesta?

2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun