Mohon tunggu...
Matondang Matondang
Matondang Matondang Mohon Tunggu... -

Nama saya matondang. Saat saya tidak sedang Jogging di Bukit-bukit bandung dan jalan-jalan dengan mengendarai motor. Saya bekerja sebagai freelance engineer. Saya memiliki hobi membaca dan menulis tentang sains fiksi.Sekarang saya sedang belajar menulis Semoga berkenan dan menyukai tulisan saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bedanya negara maju dengan Indonesia

22 April 2016   21:24 Diperbarui: 22 April 2016   21:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam project management professional ada 6 phase dalam proyek.

1. Initiation

2. Planning

3. Executing

4. Monitoring and controlling 

5. Closing

6. Professional and social responsibiliy

Di negara maju seperti Jepang manajemen menghabiskan banyak waktunya di initiation and planning. Kasus ekstremnya sebagai berikut.

Pada tahun 1971, Den Fujita ingin mendirikan restoran waralaba Mc donald pertama di Jepang. Dia ingin membangun restoran tersebut di distrik tersibuk di Jepang, Ginza. Tetapi tempat belanja internasional seperti Ginza menjadi problem, karena mencari lokasi sangat susah  dan tidak boleh menyewa.

Dengan kenalannya di Mitsukoshi, sebuah departemant store tertua di Jepang. Fujita berhasil menyewa tempat  500 feet persegi di lantai bawah departement store tersebut. Hanya seperlima dari restoran Mc Donald yang standar. Fujita harus mendesain dapur yang sempit, dan pelanggan harus membeli dan makan sambil berdiri tanpa tempat duduk.

Syarat sewa di tempat tersebut lebih ketat lagi, Fujita hanya boleh membangun restorannya dalam pada hari libur saja karena Mitsukoshi tidak ingin pelanggannya diganggu kegiatan konstruksi Mc Donald. Jadi secara efektif Fujita hanya memiliki waktu dari jam 6.00 pagi di hari minggu sampai jam 9.00 dihari selasa. 39 jam untuk membangun restoran yang biasanya diperlukan waktu 3 bulan.

Tetapi lokasi tersebut terlalu bagus untuk dilewatkan. Akhirnya Fujita setuju dan mulai menyewa gudang di pinggiran Tokyo, dimana dia , crew dan engineernya berlatih untuk membangun restoran just in time.

Detail prosedur dan jadwal direncanakan dengan matang oleh Fujita dan 70 orang pekerjanya. Mereka melakukan percobaan sampai 3 kali. Membangun restoran kemudian merubuhkannya. Pada percobaan ke tiga mereka bisa membangun restoran sesuai jadwal.

Fujita mengkontak Chicago untuk memberitahukan grand opening dari restoran Mcdonald pertama di Jepang dihari selasa, 20 juli 1971. Pendiri Mcdonald inc dan manajer utama Mcdonald datang di hari sabtu 17 juli 1971.

Besoknya ketika melihat lokasi Ray Kroc terkejut melihat lokasi yang masih belum ada apa apa. Ray Kroc marah dan berkata, Fujita, Grand opening lusa bagaimana mungkin tidak ada apa apa disini. Fujita menjawab, kita akan membangunnya, jangan kuatir.

Begitu mereka kembali ke hotel Ray Kroc terbelalak tidak percaya, bagaimana mungkin target bisa tercapai.

Dalam 2 hari team konstruksi Fujita mengulang apa yang telah mereka latih dan simulasikan sebelumnya tanpa kesalahan. Akhirnya 2 hari kemudian begitu pendiri Mc donald Ray Kroc datang, restorannya sudah jadi. Bahkan membukukan penjualan 3000 dolar dalam satu hari. Ekspansi Mcdonald  untuk go Internatinal dimulai di sini.

Disini terlihat jelas bagaimana jepang merencanakan waktunya, sehingga tidak ada biaya dan tenaga yang terbuang percuma. Bandingkan dengan orang indonesia yang cenderung hanya memakai insting, apalagi dengan gaya boneknya.

Disini kita harus belajar lagi agar lebih kontemplatif dan bijak dalam eksekusi proyek atau apapun, agar Indonesia bisa menjaadi negara maju.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun