ORMAS FPI telah menebarkan ancaman.Melalui Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menegaskan pihaknya menolak rencana penyelenggaraan kontes kecantikan Miss World 2013 yang rencananya akan berlangsung di Bali dan Sentul - Bogor.
Meski panitia telah menegaskan berkali-kali tidak ada penampilan bikini dalam event kali ini, Habib Rizieq bersikukuh, kontes tingkat dunia tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan dan mengumbar aurat, sehingga bisa menyebabkan maksiat.
Ia mengingatkan pemerintah tidak memberikan izin penyelenggaraan kontes tersebut di Indonesia. "Jadi, rakyat yang akan bicara. Kalau rakyat yang akan bertindak sendiri untuk menggagalkan Miss World, jangan salahkan rakyat, salahkan Presiden, salahkan DPR, salahkan mereka yang mempunyai tetapi tidak menggunakan wewenangnya," katanya dalam peringatan Milad Ke-15 FPI di Jakarta, Ahad (25/8).
Entah bagaimana mereka mendapatkan mandat untuk mengatasnamakan rakyat dan umat.
FPI bukan satu-satunya yang menolak penyelenggaraan Miss Wolrd di Bali dan Bogor dan Bali, Sebelumnya MUI dan Hisbut Thahir menyatakan sikap yang sama.
MENUNGGU SIKAP KAPOLRI
Sebagai warga nasionalis pecinta damai, yang mendukung paham moderat, saya gemas dengan ancaman ini. Sekarang terpulang kepada Kapolri dan jajarannya.
Ini saat yang tepat bagi Kapolri membuktikan tidak bisa didikte oleh ormas atau preman, atau ormas yang berwatak preman. Bukan wacana lagi.
Kontes Miss World 2013di Bali dan Bogor sedianya akan diikuti 128 peserta dari 128 negara dan diliput serta disiarkan langsung oleh televisi di 100 negara. Ini momentum penting bagi Indonesia menyelenggarakan event internasional. Momentum bagi Bogor memiliki hajat yang istimewa. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Event ini sudah berlangsung selama 62 kali, dan Indonesia berkepentingan – karena akan menjadi pusat perhatian dunia. Seandainya Indonesia tidak bisa menyelenggarakan, ada banyak negara lain siap menyelenggarakannya.
Seharusnya polisi punya wawasan mencukupi untuk melihat betapa pentingnya acara kaliber dunia ini.
Ini saat yang tepat bagi Kapolri untuk menjaga wibawa korps dan bawahannya - dan terutama menghargai bintang-bintang yang ada di pundaknya - agar bisa bertindak tegas untuk setiap ancaman atau tindakan kekacauan secara langsung.
Ini saat yang tepat untuk memamerkan Indonesia negara yang moderat-toleran, bukan “Indonistan” – yakni “kelanjutan” Afganistan dan Pakistan yang kehidupannya tak jauh dari permusuhan antar sesama dan ledakan bom dalam kehidupan hariannya – atas nama keyakinan sempit. Indonesia, amat jelas, jauh lebih beradab, lebih moderat dan bermartabat.
Martabat korp polisi Indonesia adalah kemampuannya untuk mengantisipasi ancaman dan tidak menerima tekanan, ancaman, dan pendiktean dari kelompok masyarakat intoleran anarkis yang menebar kebencian terhadap produk kultur modern.
Seandainya “tidak sesuai budaya bangsa” pada sisi mana konser grup metal Metallia di Stadion Gelora Bung Karno sesuai dengan budaya bangsa? Kita tak melarang, karena banyak penggemarnya dan tidak ada pasal yang dilanggar dalam KUHP di sini. Demikian pula Miss World 2013.
Karena itu, penting untuk menegaskan: Gelaran Miss World 2013 di Bali dan Sentul - Bogor sukses atau Kapolri mundur! Dan setelah ganti seragam polisi sebagai seragam Pramuka. Capek diancam-ancam terus sama FPI dan konco-konconya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H