Presiden dan kabinetnya akan menggantikam Freire dengan Olavo de Carvalho, seorang sayap kanan Brazil yang tinggal di U.S, terkenal dengan gagasan anti-globalisasi dan anti-sosialis. De Carvalho berpendapat bahwa negara harus mengurangi anggaran negara untuk pendidikan, dan para pelajar harus memperhatikan privasi dan biaya sekolah keagamaan. Meski begitu, Keduanya secara ekonomi tetap berada di luar jangkauan jutaan keluarga miskin atau kelas menengah ke bawah.
Tahun kemarin 39,5 juta pelajar lebih tertarik pada sekolah umum, sementara institusi privat  yang membutuhkan biaya beberapa juta dolar selama sebulan tersaji 9 juta. "Pemerintah tidak harus menyekolahkan seseorang, masyarakat sendirilah yang harus mendidik dirinya sendiri." Ungkapan de Carvalho tahun lalu.
AP melaporkan bahwa setelah ada tekanan dari publik yang signifikan , kementerian pendidikan melaporkan akhirnya mundur dari rekomendasi tersebut. Dengan menegaskan pedoman tersebut telah dibuat oleh pemerintah sebelumnya dan secara tidak sengaja diterbitkan. Namun AP menambahkan bahwa menteri pendidikan Ricardo Veelz Rodriguez dalam pidato pertamanya mengatakan: "sebagai mentri ia berkomitmen untuk menghentikan promosi agresif ideologi gender dan mempromosikan apa yang ia yakini sebagai nilai-nilai tradisional."
Pernyataan penghapusan kurikulum yang berbau LGBTQ dsn gender di sekolah dilakukan setelah meninjau pertanyaan dari ujian Sekolah Menengah Nasional tahun lalu yang menanyakan tentang "dialek rahasia yang dilakukan oleh kaum gay dan waria," sebut 'Pajuba'. Ungkap AP, menurut outlet tersebut, pajuba digunakam oleh Afro-Komunitas religius Brasil dan juga komunitas LGBTQ Brasil. Bolsonaro juga menhhilangkan isu LGBTQ dari dipertimbangkan oleh kementerian Hak Asasi Manusia Brasil yang baru dibentuknya.
Bolsonaro telah mengancam untuk menyingkirkan tes skolastik nasional negara dari segala referensi terhadap gerakan atau kebijakan gender atau LGBTQ. Dia telah mengkritik apa yang disebutnya "ideologi berbasis gender," dengan mengatakan itu mengancam nilai-nilai Kristen Brasil. Selama kampanye presiden dia mengatakan lebih memilih memiliki anak yang sudah mati daripada yang gay.
Twett dari GLAAD juga menyinggung, "ini menjijikkan bahwa pemimpin baru di Brasil berjanji untuk menghapus buku-buku yang merujuk pada LGBTQ, feminisme, dan kekerasan terhadap perempuan."
Setelah mengambil jabatannya pada 1 Januari, Menteri Pendidikan Ricardo Velez Rodriguez mengatakan kepada sebuah surat kabar lokal bahwa departemennya akan memungkinkan kota-kota yang tertarik agar sekolah mereka dijalankan oleh militer atau polisi. Namun, para penentang mengatakan proses penerimaan selektif militer tak terhindarkan dari mendiskriminasi yang miskin.
Dikutip dari Telesurenglish dan sumber lain.
Penulis: Ahmad Asrori Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Tulungagung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H