Mohon tunggu...
Matias Tudu
Matias Tudu Mohon Tunggu... Seniman - Seminar Internasional Austronesia-Melanesia yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur

Mahasiswa aktif program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukit Tengkorak

15 April 2022   07:10 Diperbarui: 15 April 2022   07:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kerikil tajam
Tubuhmu terseok terajam
Deru langkahmu kaku
Kepalamu remuk redam
'Netes darah seluruh
Napasmu serasa terhenti
Hidup serasa mati
Hanya meninggi sedu-sedan
Hiruk-pikuk menekuk dada
Di bukit tengkorak
Palma menjelma luka

Dari seberang jalan mengepul abu
Duka anak  hilang Bapak
Duka Ibu hilang Anak
Duka Bapa, duka kita
Kata mereka:
mengapa Ia tidak menyelamatkan dirinya?
Duka Anak mengagah. Mengesak 'manggil Bapa...Bapa..Bapa.
Langit gelap gulita
Mata anak terlelaplah jua
Oh kau dan aku di Firdaus
Lagu ratapan mainkan gambus
Penghantar menuju nirwana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun