Kegiatan belajar mengajar harus dikelola dan dijaga semaksimal mungkin oleh guru dan siswa agar terbangun rasa saling menghormati antar sesama siswa mau pun antara guru dengan siswa.
Guru dan siswa sama sekali tidak boleh saling memparodikan. Guru tidak boleh menjadikan siswa sebagai bahan tertawaan. Demikian juga siswa jangan menjadikan guru sebagai bahan tertawaan. Juga siswa jangan menjadikan siswa lain sebagai bahan tertawaan atau bahan bercandaan.
Jika guru menemukan jawaban siswa yang masih kurang, maka hendaklah menjaga aib siswa tersebut dengan tidak mempostingnya. Jangan pernah memaklumkan dengan berpikir ah itu hanya bercanda, sesuatu hal yang lucu. Karena sekaran ini media online sangat cepat untuk menyebarkan suatu hal.
Guru dan siswa harus mengendalikan rasa ingin tertawa terlebih mentertawakan. Segera kita mengingatkan diri masing-masing bahwa jika kita dalam posisi yang ditertawakan, maka rasanya sama sekali tidak enak.
Jia guru menemukan jawaban siswa yang masih kurang, maka guru harus bertindak profesional dengan mencoba mencari solusi, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung ke arah jawaban dari masalh tersebut (MERUPAKAN GUIDED REINVENTION), sehingga terbangun rasa percaya diri dan keterampilan berpikir peserta didik, bukan semata-mata langsung diberikan begitu saja jawaban dari suatu masalah.Â
Tentunya, memberikan kesempatan diskusi tanya jawab kepada siswa, dan memberikan penjelasa tambahan, sehingga siswa tersebut semoga akhirnya dapat memahami yang harus dipahaminya tersebut. Dan dapat menemukan solusi secara mandiri dari suatu masalah matematika.
Guru harus memastikan semua siswa menghormati diri sendiri, menghormati siswa lainnya, serta menghormati gurunya agar terbangun lingkungan sosial yang beradab berakhlakuk karimah. Salah satunya adalah dengan selalu bertutur kata dan bertingkah laku sopan baik di lingkungan sekolah, atau pu di luar lingkungan sekolah, termasuk di rumah.
Guru serta siswa hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan salah. Maka jangan tertawakan kesalahan yang terjadi, apalagi kalau sampai tertawa terbahak-bahak. Maka, dibiasakan agar jika terjadi kesalahan pada diskusi materi pelajaran, hendaknya yang dilakukan adalah usulan konfirmasi atau pun perbaikan atas kesalahan yang terjadi tersebut.Â
Maka, misalnya, ketika guru menjelaskan, lalu kemudian ada penjelasan yang ternyata menurut siswa keliru, maka siswa tersebut dapat mengkonfirmasi pada gurunya, menanyakan apakah disampaikan guru tersebut tidak keliru? Dan alangkah indahnya, kemudian guru akan memperhatikan konfirmasi dari siswa tersebut, menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksudkan guru, dan kalau ternyata penjelasan guru tersebut tidak keliru.Â
Kalau ternyata penjelasan guru tersebut memang ada keliru, maka guru dapat menyampaikan terimakasih kepada siswa tersebut dan mengoreksi penjelasannya sesuai konfirmasi dari siswa tersebut.
Lingkungan belajar yang saling menghormati ini adaah sesuatu hal yang sangat berharga, maka kita semua harus menjaganya. Karena jika tidak dijaga, maka akan hancur, dengan kebanyakan bercanda yang mengarah pada kemudharatan. Jika sudah runtuh sikap saling menghormati di dalam lingkungan belajar, maka kerugianlah yang akan didapatkan dalam masyarakat belajar, dan masyarakat umum. Untuk membangunnya kembali, jika sudah hancur adalah sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H