GASLIGHTING adalah Tindakan memanipulasi pikiran seseorang, sehingga orang tersebut mempertanyakan pemikirannya sendiri.
Korban gaslighting akan mempertanyakan kewarasan diri sendiri, ingatan, perasaan, dan peristiwa yang dialaminya.
Istilah gaslighting pertama kali dikemukakan oleh Patrick Hamilton pada Pertunjukan tahun 1939 berjudul Gaslight, kemudian muncul dalam film Gaslight karya sutradara George Cukor, 1944. Film ini menceritakan seorang suami yang licik dan memanipulasi pemikiran istrinya, dengan meyakinkan sang istri bahwa sang istri mengalami gangguan jiwa, dengan cara selalu mempertanyakan pertanyaan istrinya. Misalnya:
Istri: “Suamiku, aku mendengar suara-suara aneh.”
Suami: “Mungkin itu hanya perasaanmu saja.”
Gaslighting biasanya terjadi dalam berbagai aspek hubungan, misalnya hubungan professional, persahabatan, bahkan percintaan.
Gaslighting adalah sebuah bentuk pelecehan secara emosional, sehingga seseorang mempertanyakan kewarasannya, mempertanyakan kebenaran ingatan dan persepsinya.
Contoh-contoh Frase atau kalimat gaslighting (dengan disclaimer bahwa seseorang yang mengatakan frase berikut ini tidak semata-mata merupakan seorang gaslighter):
- “Apa yang telah kulakukan padamu?” (frase atau kalimat ini merupakan suatu bentuk gaslighting jika seseroang menggunakannya untuk berlaku bodoh, secara defensive mempertanyakan tindakannya padamu, dengan tujuan menyangkal akibat perbuatannya padamu)
- “Orang-orang di sekelingmu bukan masalahnya, tapi kamulah yang menjadi masalah!” (frase ini menjadi suatu gaslighting jika dipakai untuk memutus percakapan, langsung menolak keluhanmu atas sesuatu hal, tanpa memperhatikan alasanmu. Kamu langsung disalahkan atas hal buruk yang terjadi. Kamu langsung dituduh sebagai penyebab masalah, padahal kamulah yang justru mungkin sebagai korban dari masalah tersebut.)
- “Maaf, jika kamu merasa demikian.” (Kalimat ini sepertinya terkesan lembut, tapi kalimat ini sebenarnya bukanlah merupakan permintaan maaf yang tulus, kalimat manipulative nomor 3 ini, membuatmu berpikir, bahwa kamulah yang terlalu sensitive, padahal orang-orang tidak bermaksud membuatmu merasa tidak nyaman.)
- “Saya tidak ingat mengatakan itu.” (Kalimat ini langsung menutup kesempatanmu untuk mendiskusikan pengalamanmu, sikapmu, atau pemikiranmu atas perkataan sang gaslighter terdahulu itu)
- “Kecemasanmu membuat aku melakukan ini”. (Hal ini langsung menyalahkanmu atas perbuatannya).
- “Kamu tuh perlu bantuan”. (Kalimat ini merendahkanmu yang merupakan respon penutup setiap kesempatan diskusi, bahwa kamu adalah orang yang bermasalah, jadi tidak perlu diskusi)
- “Ini salahmu.” (Naah, ini jelas kalimat yang langsung menuduhmu bahwa kamulah penyebab permasalahan, apalagi selalu berulang-ulang disebutkan untuk setiap permasalahan)
- “Kamu terlalu emosional.” (Ini kalimat yang menyalahkanmu juga bahwa sebenarnya tidak ada masalah, namun kamulah yang mengada-adakan masalah, karena kamu terlalu emosional.)
- “Ini bukan masalah besar.” (Setiap diajak diskusi, jika selalu jawabannya seperti ini, maka artinya dia tidak mau berdiskusi padahal benar-benar sedang ada masalah)
- “Kenapa kamu selalu bersikap defensive?” (Kalimat ini langsung menuduhmu bahwa kamu menyerangnya, padahal kamu sedang ingin mendiskusi suatu permasalahan.
Berikut di atas 10 contoh kalimat-kalimat atau frase gaslighting, yang perlu diwaspadai, sehingga menutup kemungkinanmu untuk mendiskusikan solusi dari suatu permasalah dengan orang tersebut.
Korban Gaslighting memiliki berbagai tanda, missal sering minta maaf, merasa dirinya berubah, merasa terisolasi, dan sering menyalahkan diri sendiri.
Jika merasa menjadi korban gaslighting, maka korban gaslighting harus coba membayangkan situasi dari sudut pandang orang luar, dan ingatkan diri sendiri mengenai hubungan yang sehat. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang saling menghormati satu dengan lainnya, selalu terbuka diskusi untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan.
Hubungan yang sehat memiliki kejujuran, kepercayaan, dan komunikasi yang baik. Coba pikirkan, apakah hubungan yang sedang dijalani layak untuk diperjuangkan atau tidak.
Gaslighting pasti meninggalkan jejak pada mental seseorang.
Ingat, bahwa orang yang menjadi korban gaslighting, butuh waktu dan dukungan moral untuk pulih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H