Pentingnya literasi membaca dan literasi numerasi
World Economic Forum (2015) menetapkan enam literasi dasar sebagai kecakapan abad 21, yaitu (a) literasi baca tulis, (b) litersi numerasi, (c) literasi sains, (d) literasi digital, (e) literasi finansial, dan (f) literasi budaya dan kewargaan.
Pemerintah memilih literasi membaca (dibaca: literasi) dan literasi numerasi (dibaca: numerasi) sebagai literasi minimum dan diujikan melalui AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) mulai tahun 2021. AKM dirancang untuk mengukur capaian hasil belajar kognitif siswa pada aspek kompetensi literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum ini menjadi syarat bagi siswa untuk berkontribusi di dalam masyarakat kelak, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin siswa tekuni kelak.
Soal Literasi membaca
Soal literasi membaca terdiri dari dua jenis konten yaitu, konten sastra dan konten informasi. Soal literasi membaca ini terdiri dari tiga tingkat kognitif yaitu, menemukan informasi (access and retrieve), memahami (interpret and integrate), dan mengevaluasi dan merefleksi (evaluate and reflect). Soal literasi membaca terdiri dari tiga jenis konteks, yaitu konteks personal, sosial budaya, dan saintifik.
Soal Literasi numerasi
Soal literasi numerasi terdiri dari empat domain konten yaitu, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar, dan data dan ketidakpastian. Soal literasi numerasi terdiri dari tiga tingkat kognitif yaitu, memahami (knowing), menerapkan (applying), dan menalar (reasoning). Soal literasi numerasi juga terdiri dari tiga jenis konteks, yaitu konteks personal, sosial budaya, dan saintifik.
Pemeringkatan tingkat berpikir kognitif
Soal AKM terdiri dari tiga level level, untuk level 1 dan 2 berkategori soal jenis LOTS (Lower Order Thinking Skills) dan level 3 berkategori soal jenis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Untuk menyelesaikan soal jenis LOTS tidak diperlukan pemikiran tingkat tinggi dan untuk soal jenis HOTS diperlukan pemikiran tingkat tinggi untuk dapat menyelesaikannya. Soal AKM ini diujikan pada siswa kelas 4, 7, dan 10.
Bentuk dan kontruksi soal AKM
Konstruksi soal AKM diawali dengan pemaparan stimulus yang kontekstual (lekat dengan keseharian siswa) dan diakhiri dengan uraian pokok soal. Konstruksi soal seperti ini tidaklah familiar bagi siswa. Bentuk soal AKM dapat berupa pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan uraian.