Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Lebih dari 35 tahun menggeluti bidang Corporate Communication. Organisasi: Ketua Umum Alumni Katolik Universitas Indonesia (Alumnika UI) Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Dosen Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Dosen Komunikasi Vokasi Universitas Indonesia Konsultan Public Relations Anyes Bestari Komunika Penulis Buku Gramedia (terdaftar) Trainer Gramedia Akademi Trainer Pusdiklat KOMINFO Pendidikan: Deakin University - STA Multifaith Leadership for Women Organization London School of Public Relations - M.Si FISIP UI - Sarjana Komunikasi Fakultas Sastra Belanda UI - D3 Cambridge University / LSPR - Managing Information Certification Lemhannas RI, PPRA 64 Penerbitan Buku: Becermin Lewat Tulisan (Gramedia Pustaka Utama) 1001 Virus Cinta Keluarga (Gramedia Widiasarana Indonesia) Brand Yourself (Gramedia Widiasarana Indonesia) Mengembangkan Kompetensi Etis di Lingkungan Kita (Gramedia Widiasarana Indonesia) Melati di Taman Keberagaman Praktik Kepemimpinan Perempuan di Indonesia dan Australia (Gramedia Widiasarana Indonesia) Pencapaian/Penghargaan: Australia Awards Indonesia, STA Scholarship Indonesia Wonder Women, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Strategi Komunikasi Kunjungan Paus Franciscus

7 September 2024   06:16 Diperbarui: 7 September 2024   10:32 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerendahan hati tanpa kata (Katolikana)

KEKUATAN DARI SEBUAH KOLABORASI LINTAS LEMBAGA

Selama tiga hari sejak tanggal 3 -- 6 September 2024 masyarakat Indonesia dibanjiri dengan berita, video dan berbagai publikasi tentang kunjungan Bapa Paus Franciscus ke Indonesia. Sorotan bukan hanya sejak pesawat komersial ITA Airways mendarat di Indonesia pagi hari tanggal 3 September 2024, tetapi telah bergaung jauh sebelumnya. 

Serangkaian acara yang begitu padat namun berjalan seakan tanpa kendala, lancar dan relatif tepat waktu. Diawali dengan upacara penyambutan Bapa Paus di Istana Negara Merdeka oleh Presiden RI Joko Widodo. 

Diikuti pertemuan dengan otoritas sipil, masyarakt sipil dan korps diplomatik. Hari kedua ditutup dengan pertemuan anggota Serikat Yesus di Nunsiatur Apostolik, Jakarta serta sore hari di Gereja Katedral bersama para Uskup, Imam, Diakon, Pelaku Hidup Bakti, Seminaris dan Katekis. 

Hari ketiga diawali acara pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal dengan peninjauan Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. 

Masyarakat dapat mengikuti seluruh acara melalui Kompas TV yang meliput acara Bapa Paus selama di Indonesia. Kehadiran Paus asal Argentina ini dapat ditinjau dari dua sisi, pertama sebagai tamu negara yang memimpin negara Vatikan, dan sekaligus pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia.

Misa Agung, 5 September 2024 dapat dikatakan puncak acara kunjungan ini. Meski merupakan negara terkecil dengan penduduk 842 jiwa, namun Vatikan diakui dan dihormati oleh dunia. 

Tak kurang dari 86 ribu umat menghadiri Misa Agung di Gelora Bung Karno, bersamaan dengan itu  59 paroki mengikuti misa secara live streaming, dan ada 1400 bus membawa umat dari Jabodetabek maupun luar Jakarta ke GBK. Jika dibandingkan dengan acara-acara bertaraf internasional lainnya, maka penyelenggaraan Misa Agung terbilang sangat professional. 

Segala sesuatunya tertata dengan rapih, sesuai waktu dan juga tujuan dari acaranya. Seluruh umat mengikuti Misa dengan tertib dan hikmat walau telah hadir sejak 5 jam sebelum acara dimulai, meninggalkan GBK setelah acara selesai dengan teratur tanpa meninggalkan sampah di dalam stadium. 

Hal ini tak dapat terselenggara jika tidak didukung dengan strategi komunikasi menyeluruh yang mumpuni baik dari  Panitia, aparat keamanan serta lembaga-lembaga relevan lainnya. Diperlukan suatu komunikasi komprehensif yang dipantau secara detail dan seksama selama kurun waktu hanya sekitar 3 bulan persiapannya.

Strategi Pentahelix

Panitia inti yang berjumlah tak kurang dari 63 orang diketuai oleh Ignasius Jonan. Menurut informasi, pelaksanaan teknis dibantu oleh PT Dyandra Media International Tbk merupakan Perusahaan yang mengelola berbagai lini MICE (Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions).  Perhelatan ini melibatkan Kerjasama dengan berbagai unsur. 

Model Pentahelix tampak dalam penerapan segala persiapan dan penyelenggaraannya yang melibatkan kolaborasi lima unsur stakeholder yakni 1. Akademisi yang turut menggerakkan kehadiran dari guru, siswa, dosen dan mahasiswa serta penyelenggara institusi pendidikan; 2. Pebisnis (dunia usaha) sebagai sponsor / donator untuk kebutuhan penyelenggaraan khususnya di GBK atau yang menyangkut acara internal Gereja Katolik; 3. Komunitas melibatkan lintas organisasi baik dari agama Katolik maupun agama-agama lainnya seperti tampak dalam kunjungan ke Mesjid Istiqlal dan pertemuan Bapa Paus dengan tokoh-tokoh organisasi lintas agama; 4. Pemerintah karena terkait dengan status Bapa Paus sebagai pemimpin sebuah negara sehingga melibatkan kerjasama dengan seluruh unsur pemerintahan seperti Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri dan TNI/Polri; 5. Media baik lokal, nasional maupun internasional sebagai unsur penting yang mewartakan setiap kegiatan yang berlangsung. 

Kerja sama lima unsur tersebut kerap juga disingkat ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media). Pentahelix merupakan perluasan dari strategi triplehelix (Akademisi, Pemerintah, Industri) dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dan media dalam rangka mewujudkan sebuah proyek atau karya, dalam konteks ini adalah perhelatan akbar. 

Melalui kolaborasi sinergis tersebut diharapkan rangkaian acara kunjungan Bapa Paus dapat terlaksana dengan baik didukung oleh berbagai sumberdaya yang berinteraksi secara terpadu. 

Kolaborasi menjadi sebuah kekuatan (prindonesia)
Kolaborasi menjadi sebuah kekuatan (prindonesia)

Visi & Mekanisme Pesan 

Setiap program seyogyanya memiliki visi dan misi yang jelas. Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan tiga alasan mengapa Indonesia menjadi salah satu tujuan perjalanan Paus. 

Pertama, adanya kedekatan antara Vatikan dan Indonesia. Ditegaskan, Vatikan merupakan salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia. 

Hal ini dikatakan Uskup Agung Jakarta ini dalam pernyataan pers, di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI),  28 Agustus 2024. Kunjungan ini dapat dipahami sebagai kunjungan seorang "gembala kepada kawanan dombanya" yakni  umat Katolik di Indonesia yang sangat merindukan kehadiran beliau. 

Kedua, Paus Franciscus juga ingin meneguhkan perkembangan Gereja Katolik di Indonesia sesuai dengan tema kunjungannya, faith, fraternity, compassion. Konsep ini merupakan usulan dari KWI yang adalah wajah dari dinamika kehidupan Gereja di Indonesia yang berusaha bertumbuh di dalam iman berdampingan dengan umat lainnya. 

Salah satu indikatornya adalah Persaudaraan yang merupakan alasan ketiga. Persaudaraan di antara komunitas agama di Indonesia adalah nilai yang harus  terus dipelihara dan dikembangkan. 

Cita-cita bangsa Indonesia untuk hidup harmonis dan inklusif menjadi nilai yang ingin juga dilihat oleh Paus. Salah satu ujud dari persaudaraan ini adalah sejarah berdirinya Masjid Istiqlal yang letaknya berhadapan dengan Gereja Katedral Jakarta. Ketika awal dibangun, Presiden RI pertama, Ir. Soekarno memilih tempat di depan Katedral Jakarta agar kedua tempat ibadah ini berdampingan.

Tema dan visi kunjungan Bapa Paus tersebut disosialisasikan sedemikian rupa sehingga menjadi spirit baik bagi umat Katolik khususnya maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. 

Pemahaman terhadap unsur-unsur dalam tema ini adalah hal penting guna melaksanakan proses komunikasi yang menyeluruh sehingga kunjungan mendapat tempat dan dukungan terbaik dari para stakeholders. Para pemangku kepentingan utama yang dimaksud mencakup Gereja Katolik beserta umatnya di Indonesia serta Pemerintah Indonesia dan masyarakatnya (Internal Stakeholders). 

Sedangkan negara Vatikan beserta aspek-aspek kenegaraannya, pihak ketiga seperti Event Organizer dan para sponsor/donator merupakan External Stakeholders. Proses komunikasi kunjungan Bapa Paus serta Tujuannya digulirkan mulai dari pucuk pimpinan hingga ke masyarakat akar rumput demikian pula dari Ketua Panitia mengalir kepada seluruh panitia serta pihak-pihak yang terlibat  sehingga terdapat pemahaman yang sama.

Linear Model of Communication (youtube.com)
Linear Model of Communication (youtube.com)

Mekanisme pesan yang disampaikan kepada para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ini dilakukan dengan berbagai cara dengan melihat sasaran dan obyektifnya.  Model komunikasi Linear (diperkenalkan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver),  berawal dari Panitia Pengarah yaitu Uskup Ignatius Suharyo sebagai sumber kepada Ketua Panitia Pelaksana, kemudian dari Ketua diteruskan kepada para koordinator bidang lalu kepada jajaran di bawah koordinasinya. 

Dikatakan linear karena kebijakan dan aturannya sudah tersusun dengan jelas di Tingkat pimpinan berkoordinasi dengan Pejabat Pemerintah terkait untuk disosialisasikan dan ditindaklanjuti. 

Media yang digunakan dapat berupa daring, luring atau pedoman tertulis. Hal ini dilaksanakan secara berkesinambungan selama masa persiapan 3 bulan melalui berbagai media komunikasi serta pertemuan berkala. 

Noise (gangguan) dapat terjadi sekiranya ada koordinator yang tidak hadir dalam briefing, solusinya dalam rapat selalu ada perwakilan lebih dari 1 orang. Pada penyelenggaraan Misa Agung, kepesertaan dibagi secara proporsional untuk setiap paroki dan organisasi-organisasi dalam Gereja, jumlah keseluruhan disesuaikan dengan kapasitas GBK dan Gelora Madya. 

Masing-masing paroki mengatur tersendiri mekanisme pemilihan peserta yang hadir sedemikian rupa agar dapat mewakili umat di wilayahnya. Kepada para peserta diberikan tiket dalam bentuk gelang dengan barcode yang berlaku perorang dan tidak dapat dialihkan atau digantikan dengan orang lain. Dalam gelang sudah tercantum pintu masuk, area tempat duduk, nomor kursinya. Tak ada biaya untuk memperoleh tiket tersebut dan semua dikordinasi melalui paroki serta organisasi yang ditunjuk. 

Sumber: Pressbooks, Introduction to Communication in Nursing
Sumber: Pressbooks, Introduction to Communication in Nursing

 Alur komunikasi juga dilakukan pula secara Interaksional (Wilbur Schramm) yang merupakan komunikasi dua arah secara timbal balik.  Kedua pihak baik sumber atau penerima memiliki peran yang setara, dalam praktik misalnya diskusi atau pembicaraan tentang konsep acara antara Ketua Panitia dengan Person in Charge dari Kedutaan Vatikan.  

Model berikutnya adalah Transactional (diperkenalkan oleh Barnlund),  suatu komunikasi yang berproses secara kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.  

Komunikasi transaksional dapat melibatkan berbagai unsur dengan kepentingan masing-masing namun dalam hal penyelenggaraan acara perlu mengedepankan titik temu. Sebagai contoh komunikasi antara pihak Gereja dengan Pemerintah menyangkut upaya keamanan. 

Demikian pula secara eksternal antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Vatikan guna menyamakan persepsi terhadap kunjungan-kunjungan yang akan dilakukan. Dalam model Transactional ini komunikasi berlangsung pula dengan media lokal maupun internasional baik melalui konperensi pers, berita pers hingga wawancara dengan pejabat-pejabat terkait. Demikian halnya dengan pihak ketiga yakni Event Organizer (EO). 

Media merupakan unsur penting dalam menginformasikan segala proses dan perkembangan dari peyelenggaraan kunjungan Bapa Paus. Sebagaimana juga kunjungan kenegaran lainnya, kunjungan Bapa Paus ke Indonesia menyertakan para wartawan.  

Dikutip dari VaticanNews, sesuai protokol, para wartawan naik ke pesawat sebelum Bapa Suci dan duduk di bagian belakang pesawat yang diperuntukkan bagi pers. Biasanya dalam pesawat juga diselenggarakan konperensi pers atau briefing kepada para jurnalis. 

Noise atau gangguan dalam komunikasi merupakan unsur yang perlu diantisipasi, misalnya pada komunikasi jarak jauh atau online disebabkan jaringan yang tidak stabil sehinggal pesan tak dapat diterima dengan baik. 

Atau seorang wartawan yang melakukan salah kutip dikarenakan penggunaan bahasa yang berbeda dari narasumber. Encoding dari seorang komunikator dapat diartikan sebagai signal yang ditujukan kepada penerima atau lawan bicara sebelum pesan disampaikan. Misalnya, Bapa Paus bermaksud menyapa masyarakat yang menyambutnya di tepi jalan dengan memberi signal mengangkat tangannya agar mereka mendekat ke kendaraan yang digunakannya.

                   

Reputasi & Etika

Strategic communication is the practice of deliberate and purposive communication that a communication agent enacts in the public sphere on behalf of a communicative entity to reach set goals. Berdasarkan pengertian ini, maka perubahan dramatis di media membutuhkan komunikator strategis untuk mengembangkan pesan yang terintegrasi dan holistik guna menjangkau audiens di berbagai platform. Salah satu tuntutan bagi komunikator untuk kesuksesan sebuah strategi komunikasi adalah Reputasi yang perlu dibangun dan dipelihara secara konsisten. 

Bapa Paus dikenal sebagai pemimpin yang humble bukan karena kata-kata yang diungkapkan, namun lebih kepada perilaku dan kehidupan sehari-hari yang mengutamakan kesederhanaan. Hal  ini juga tampak dalam kunjungan-kunjungan kenegaraannya termasuk di Indonesia. Karena jika suatu pernyataan tak sesuai dengan perbuatan, maka kesan buruk akan ditangkap oleh publik dan citra yang dibangun tidak mudah dipulihkan kembali.  

Apa kaitannya dengan kunjungan Bapa Paus? Meskipun seringkali Indonesia diberitakan secara tendensius baik menyangkut isu sara, korupsi dan perusakan lingkungan, khususnya pada situasi politik saat ini, namun kunjungan Paus memberi gambaran kepada dunia bahwa Indonesia tak seburuk seperti yang diberitakan. Masing-masing media tentu memiliki kebijakan masing-masing dalam pemberitaan dan juga banyak bergantung dari siapa pemiliknya. 

Namun apapun itu, peran media sungguh dibutuhkan dalam sebuah kegiatan bertaraf internasional ini untuk memberikan edukasi, informasi sekaligus hiburan bagi khalayak. 

Media pun perlu menjadi corong perdamaian dengan mengangkat berita-berita membangun dari kedua negara dan juga tujuan kunjungan Bapa Paus agar tidak ada salah pengertian dari masyarakat. Peran media juga mengimbangi berita-berita hoax yang muncul di media sosial. 

Kunjungan Bapa Paus diusianya yang jelang 88 tahun ini menjadi perhatian dan sumber berita karena keunikan dan kesederhanaannya. Ia datang dengan menggunakan pesawat komersial, menginap di Kedutaan Vatikan, memilih mobil biasa tanpa fasilitas anti peluru dan duduk santai di samping supir. Bapa Paus terlihat tanpa tekanan meski dikelilingi Paspampres dan Swiss Guard. 

Sepanjang perjalanannya, jendela mobil dibuka, Bapa Paus melambai-lambaikan tangan kepada masyarakat bahkan sesekali berhenti untuk menyalami dan memberi cinderamata rosario bagi anak-anak, ibu-ibu dan lansia. Kepercayaan seorang tamu negara sangat bergantung pada reputasi dari negara yang dikunjungi, demikian sebaliknya reputasi dari seorang pemimpin negara akan berdampak pada bagaimana ia diperlakukan.

Paus di Istana Negara (medan.tribunnews.com)
Paus di Istana Negara (medan.tribunnews.com)

Salah satu unsur penting dalam Strategic Communication adalah Etika. Etika merupakan  sistem moral yang digunakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi yang menentukan standar perilakunya. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Etos yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan sebuah negara. 

Etika mengarahkan kita tentang bagaimana harus berperilaku berdasarkan apa yang benar dan yang salah. Dalam konteks strategic communication, Etika mengacu pada aturan, seperti kode etik professional atau status yang kita sandang, sedangkan moral adalah prinsip pribadi yang membantu kita menentukan benar dan salah. 

Bapa Paus memiliki status sebagai kepala negara yang seyogyanya berhak atas perlakuan yang istimewa, tetapi sebagai pribadi ia memilih untuk menjadi orang 'biasa' yang tidak perlu dibedakan.

Pentingnya memahami potensi etika yang mungkin muncul dalam situasi dilematis ini memerlukan kepiawaian dalam berkomunikasi interpersonal. Bapa Paus dikenal sebagai pribadi yang sangat memberi perhatian pada kaum lemah dan terkucilkan, juga memahami isu-isu terkini dunia seperti human trafficking, discrimination, migrant worker hingga persoalan bumi dengan Laodato si sebagai ensiklik apostolik. 

Ensiklik ini  mengajak manusia untuk memberi perhatian terhadap pembangunan bumi sebagai rumah bersama yang sudah semakin memprihatinkan kerusakannya.  Persoalan yang tengah dihadapi Indonesia tentu tak lepas dari perhatiannya. Namun demikian, Bapa Paus memilih kata-kata yang tepat sebagai pesan utamanya kepada dunia, khususnya Indonesia dan juga bagi umatnya.

Berikut beberapa poin penting yang penulis catat dalam pesan-pesan inspiratif Bapa Paus di setiap sesi pertemuannya di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Masjid Istiqlal, Paus menyinggung soal sumber daya alam Indonesia yang melimpah seperti tambang emas, "Tetapi harta yang jauh lebih berharga adalah persatuan sebagaimana semboyan Bhineka Tunggal Ika". Soal persatuan juga ditekankan Paus dalam kunjungan ke istana negara. 

Ia menulis di buku tamu, "Immersed in the beauty of this land, a place of encounter and dialogue between different cultures and religions, I wish the Indonesian people growth in faith, fraternity and compassion. God bless Indonesia!" Sedangkan untuk umat Katolik, satu pesan mendalam dari Bapa Paus agar umat jangan letih untuk berbuat baik dan rendah  hati, "Dan ingatlah bahkan ketika kamu tidak menuai apa-apa, jangan pernah lelah menabur".

 

Apa maknanya bagi Indonesia? 

Kerendahan hati tanpa kata (Katolikana)
Kerendahan hati tanpa kata (Katolikana)
Kunjungan Paus ke Indonesia yang dinilai banyak kalangan sebagai yang sukses akan berdampak pada citra Indonesia, setidaknya saat dimana isu-isu politik berseliweran. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Pemerintah mengundang dan memberi ruang bagi Bapa Paus untuk tak hanya bertemu dengan umat Katolik tetapi juga dengan berbagai kalangan di Indonesia. Hal ini pun semakin memperkuat wajah Indonesia sebagai negara yang beragam agama, suku dan Bahasa.

 Meski ada beberapa isu negatif terkait dengan apa yang ditemukan Densus 88 yakni adanya pengancaman dan komentar-komentar provokatif di media sosial, tetapi kedewasaan dan toleransi  warga Indonesia lebih kuat, tampak dari antusiasme masyarakat menyambut dan mengelu-elukan Bapa Paus. 

Demikian halnya dengan sambutan hangat dari berbagai kalangan pada pertemuan lintas agama. Peran TNI dan Polri dalam menjaga keamanan juga menunjukkan niat baik Pemerintah dalam mengupayakan situasi yang damai dan aman dalam penyambutan Bapa Paus. 

Kesuksesan Indonesia dalam perhelatan besar ini  ibarat sebuah Brand bahwa Indonesia telah berhasil mengajak warganya untuk menjaga suasana yang kondusif selama kunjungan Bapa Paus, diantaranya himbauan WFH guna mengantisipasi kemacetan lalu lintas. Sifat dari Pemerintah ini menjadi pemberitaan dan tayangan positif di berbagai media nasional maupun internasional yang kemudian semakin mempererat hubungan antar kedua negara. 

Brand tak hanya soal nama, simbol negara, lagu kebangsaan, tetapi juga mencakup kesan yang ada di benak masyarakat terhadap sebuah bangsa yang diperoleh melalui apa yang mereka rasakan, lihat atau dengar melalui media. Mengacu pada definisi dari Mallorie Rodak, Brand dalam hal ini ibarat sebuah janji bahwa kunjungan tamu negara akan disambut baik dan dipastikan keamanannya.   

Adanya gimmicks dan souvenir yang diproduksi berbagai kalangan seperti kipas, kaos, bendera merupakan atribut yang akan memperkuat Brand. PT Pos Indonesia melengkapi event kunjungan Paus asal Argentina ini dengan menerbitkan prangko seri kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia. Penerbitan prangko seri ini disertai  dengan Penandatangan Sampul Hari Pertama Prangko Seri di Plaza Maria, Gereja Katedral, Jakarta, 2 September 2024. 

Acara penerbitan itu dihadiri Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, juga Direktur Pos dan Plt Direktur Pengendalian Pos dan Informatika, Ditjen PPI, Kemenkominfo, serta Ignasius Jonan. Prangko ini dijual seharga Rp 4.000. Masyarakat bisa membeli prangko seri khusus itu di Kantor Pos maupun di toko-toko. Paus Francisus telah bertolak ke Papua Nugini, tetapi kehangatan, senyum, dan kesederhanaannya terus terpatri dalam sanubari. (Mathilda AMW Birowo)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun