Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Lebih dari 35 tahun menggeluti bidang Corporate Communication. Organisasi: Ketua Umum Alumni Katolik Universitas Indonesia (Alumnika UI) Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Dosen Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Dosen Komunikasi Vokasi Universitas Indonesia Konsultan Public Relations Anyes Bestari Komunika Penulis Buku Gramedia (terdaftar) Trainer Gramedia Akademi Trainer Pusdiklat KOMINFO Pendidikan: Deakin University - STA Multifaith Leadership for Women Organization London School of Public Relations - M.Si FISIP UI - Sarjana Komunikasi Fakultas Sastra Belanda UI - D3 Cambridge University / LSPR - Managing Information Certification Lemhannas RI, PPRA 64 Penerbitan Buku: Becermin Lewat Tulisan (Gramedia Pustaka Utama) 1001 Virus Cinta Keluarga (Gramedia Widiasarana Indonesia) Brand Yourself (Gramedia Widiasarana Indonesia) Mengembangkan Kompetensi Etis di Lingkungan Kita (Gramedia Widiasarana Indonesia) Melati di Taman Keberagaman Praktik Kepemimpinan Perempuan di Indonesia dan Australia (Gramedia Widiasarana Indonesia) Pencapaian/Penghargaan: Australia Awards Indonesia, STA Scholarship Indonesia Wonder Women, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Strategi Komunikasi Kunjungan Paus Franciscus

7 September 2024   06:16 Diperbarui: 7 September 2024   10:32 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Alur komunikasi juga dilakukan pula secara Interaksional (Wilbur Schramm) yang merupakan komunikasi dua arah secara timbal balik.  Kedua pihak baik sumber atau penerima memiliki peran yang setara, dalam praktik misalnya diskusi atau pembicaraan tentang konsep acara antara Ketua Panitia dengan Person in Charge dari Kedutaan Vatikan.  

Model berikutnya adalah Transactional (diperkenalkan oleh Barnlund),  suatu komunikasi yang berproses secara kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.  

Komunikasi transaksional dapat melibatkan berbagai unsur dengan kepentingan masing-masing namun dalam hal penyelenggaraan acara perlu mengedepankan titik temu. Sebagai contoh komunikasi antara pihak Gereja dengan Pemerintah menyangkut upaya keamanan. 

Demikian pula secara eksternal antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Vatikan guna menyamakan persepsi terhadap kunjungan-kunjungan yang akan dilakukan. Dalam model Transactional ini komunikasi berlangsung pula dengan media lokal maupun internasional baik melalui konperensi pers, berita pers hingga wawancara dengan pejabat-pejabat terkait. Demikian halnya dengan pihak ketiga yakni Event Organizer (EO). 

Media merupakan unsur penting dalam menginformasikan segala proses dan perkembangan dari peyelenggaraan kunjungan Bapa Paus. Sebagaimana juga kunjungan kenegaran lainnya, kunjungan Bapa Paus ke Indonesia menyertakan para wartawan.  

Dikutip dari VaticanNews, sesuai protokol, para wartawan naik ke pesawat sebelum Bapa Suci dan duduk di bagian belakang pesawat yang diperuntukkan bagi pers. Biasanya dalam pesawat juga diselenggarakan konperensi pers atau briefing kepada para jurnalis. 

Noise atau gangguan dalam komunikasi merupakan unsur yang perlu diantisipasi, misalnya pada komunikasi jarak jauh atau online disebabkan jaringan yang tidak stabil sehinggal pesan tak dapat diterima dengan baik. 

Atau seorang wartawan yang melakukan salah kutip dikarenakan penggunaan bahasa yang berbeda dari narasumber. Encoding dari seorang komunikator dapat diartikan sebagai signal yang ditujukan kepada penerima atau lawan bicara sebelum pesan disampaikan. Misalnya, Bapa Paus bermaksud menyapa masyarakat yang menyambutnya di tepi jalan dengan memberi signal mengangkat tangannya agar mereka mendekat ke kendaraan yang digunakannya.

                   

Reputasi & Etika

Strategic communication is the practice of deliberate and purposive communication that a communication agent enacts in the public sphere on behalf of a communicative entity to reach set goals. Berdasarkan pengertian ini, maka perubahan dramatis di media membutuhkan komunikator strategis untuk mengembangkan pesan yang terintegrasi dan holistik guna menjangkau audiens di berbagai platform. Salah satu tuntutan bagi komunikator untuk kesuksesan sebuah strategi komunikasi adalah Reputasi yang perlu dibangun dan dipelihara secara konsisten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun