Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Empat dasawarsa menggeluti bidang Corporate Communication di Kompas Gramedia, Raja Garuda Mas Group dan Bank CIMB Niaga. Memiliki pengalaman khusus dalam menangani isu manajemen serta strategi komunikasi terkait dengan akuisisi dan merger. Sarjana Komunikasi UI dan Sastra Belanda ini memperoleh Master Komunikasi dari London School of Public Relations serta sertifikasi Managing Information dari Cambridge University. Setelah purnakarya, menjadi Konsultan Komunikasi di KOMINFO. Saat ini mengembangkan Anyes Bestari Komunika (ABK), dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia; Universitas Multimedia Nusantara; Trainer di Gramedia Academy dan KOMINFO Learning Center serta fasilitator untuk persiapan Membangun Rumah Tangga KAJ; Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik RI; Ketua Umum Alumni Katolik UI; Koordinator Sinergi Perempuan Indonesia (Kumpulan Organisasi Perempuan Lintas Iman dan Profesi). Memperoleh penghargaan Indonesian Wonder Woman 2014 dari Universitas Indonesia atas pengembangan Lab Minibanking (FISIP UI) dan Boursegame (MM FEB UI); Australia Awards Indonesia 2018 aspek Interfaith Women Leaders. Ia telah menulis 5 buku tentang komunikasi, kepemimpinan dan pengembangan diri terbitan Gramedia. Tergabung dalam Ikatan Alumni Lemhannas RI (PPRA LXIV/Ikal 64).

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Masih Belum Yakin Pilih yang Mana?

8 Februari 2024   19:01 Diperbarui: 9 Februari 2024   12:12 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPUK pendampingan usaha kecil untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga. Sumber: ED

Jelang Masa Tenang Pemilu 2024

Mencermati visi misi paslon dan kegiatan nyata masyarakat akar rumput

Sebentar lagi kita akan memasuki masa tenang Pemilu 11-13 Februari 2024, dimana segala atribut kampanye akan ditanggalkan. Seyogianya sudah tak ada lagi pertanyaan mau pilih siapa atau yang mana. Tetapi bagi yang masih galau hal ini dapat dipertimbangkan untuk memilih calon legislatif.

Pertama, seandainya kita sudah punya beberapa alternatif nama yang akan dipilih, maka lihat yang bersangkutan asal dari partai mana, nomor urut berapa, siapa saingan kuatnya. Mengapa?

Karena jika kita hanya sekedar memilih nama yang sesuai kriteria kita tetapi jauh dari jangkauan atau sepertinya tidak' calon jadi', rasanya sayang suara akan terbuang.

Kedua, perlu juga kita kenal partai pengusungnya, apakah ini partai kuat, atau apakah kinerjanya baik selama ini (bisa tinjau melalui rekam digital), inklusifkah?

Ketiga, biasanya yang juga menjadi pemikiran adalah apakah partainya mengusung pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan paslon yang akan kita pilih? Ini juga boleh menjadi pertimbangan, tetapi bukan hal mutlak karena untuk legislatif sebaiknya fokus kepada personal agar kita tidak semakin bingung.

Memilih yang seratus persen sesuai harapan pribadi tentu akan sulit, ada baiknya kita melihat secara lebih holistik, obyektif dan inklusif dengan mempertimbangkan apakah baik paslon Capres-Cawapres dan calon legislatif tersebut adalah yang terbaik untuk bangsa negara kita saat ini. Mereka semua nantinya akan menjadi 'milik' NKRI bukan cuma milik kita, kelompok atau golongan kita saja.

Penulis ingin meninjau beberapa aspek terkait dengan tema yang diangkat pada Debat 5 (pamungkas) Capres. Tema ini menarik, khsusnya bagi umat Katolik karena selaras dengan tema Aksi Puasa Pembangunan 2024 Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yakni "Memperkuat Solidaritas dan Subsidiaritas untuk Mewujudkan Kesejahteraan Bersama".

Selain itu, tema ini berkaitan erat dengan tema Arah Dasar (ARDAS) KAJ tahun-tahun sebelumnya yakni penghormatan Martabat Manusia (2022) dan Kesejahteraan Bersama (2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun