MERASAKAN KEINDAHAN BERZIARAH MELALUI GEREJA-GEREJA YANG BERKISAH
Mengunjungi dan bernovena di 9 gereja Katolik/kapel di masa PraPaskah dalam kunjungan di beberapa wilayah Amerika ternyata menjadi perziarahan luar biasa, Â bagi kami umat Katolik. Obyek-obyek yang dikunjungi tak kalah menarik dengan obyek-obyek wisata yang terkenal di Amerika.Â
Bangunan Gereja dengan masing-masing keunikan arsitektur, lingkungan termasuk umatnya menjadi catatan tersendiri yang membuat perjalanan wisata begitu berkesan. Terutama pula, karena Amerika dikenal dengan wilayah dimana banyak pendatang dari berbagai belahan dunia yang tak dapat terpisah dari latar belakang keberadaan bangunan gerejanya. Hal yang lebih penting dan menjadikan perbedaan dengan kunjungan ke obyek wisata lain adalah bahwa berkunjung dan berdoa di sebuah Gereja memberi makna religius sekaligus kedamaian hati melalui ornamen serta sejarahnya yang agung.
Immaculate Conception Church, Washington DC
Basilica of the National Shrine of the Immaculate Conception di Washington, DC, adalah gereja Katolik Roma terbesar di Amerika Utara dan termasuk di antara sepuluh gereja terbesar di dunia. Ditetapkan oleh Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat sebagai Tempat Suci Nasional untuk Doa dan Ziarah. Gereja ini didedikasikan bagi pelindung Amerika Serikat, yakni Perawan Maria yang Terberkati dengan gelarnya Dikandung Tanpa Noda.Â
Gereja ini merupakan induk bagi lebih 80 kapel yang menghormati Bunda Allah dan mewakili masyarakat, budaya, dan tradisi yang merupakan jalinan iman Katolik dan mosaik bangsa. Gereja yang dalam proses pengerjaannya sejak 1920 ini, menjelang usia satu abad dan merupakan  sejarah dan Warisan Gereja Katolik Amerika.
Amerika Serikat telah lama dianggap sebagai negeri dari para pendatang.  Berbagai bangsa dan etnis yang berhimpun datang dari Afrika, Austria, Cina, Kuba, Ceko, Filipina, Prancis, Jerman, Guamania, Hongaria, India, Irlandia, Italia, Korea, Amerika Latin, Lebanon, Lituania, Malta, Polandia, Slovakia , Slovenia, dan Vietnam. Melalui website resminya, diketahui pula berbagai Komunitas religius hadir dari seluruh penjuru dunia seperti  Agustinian, Karmelit, Klaretia, Dominikan, Fransiskan, Jesuit, Misionaris Montfort, Maria Imakulata, Redemptoris, Suster Cinta Kasih dan Vinsensian.
Chapel of the Holy Cross in Red Rocks, Sedona, Arizona
Kapel modern tahun 1950-an ini berada diantara bukit batu merah yang kokoh dan luas di wilayah Sedona. Berinduk pada Gereja Katolik St. John Vianney, Sedona, kapel ini umumnya dikunjungi wisatawan untuk menyaksikan hamparan bukit batu merah yang menjulang luas. Pemandangan ini kontras dengan  wisata alam Grand Canyon yang menukik ke bawah.
Sebagaimana ditulis dalam media publikasinya, Marguerite Brunswig Staude adalah warga setempat di balik proyek luar biasa ini. Dengan Empire State Building sebagai inspirasi, Staude mulai mengerjakan visinya. Pada awalnya, Kapel ini direncanakan untuk dibangun di Budapest, Hungaria. Namun, karena pecahnya Perang Dunia II niat ini mengalami penundaan. Akhirnya, mereka memilih untuk membangunnya di Arizona atas izin khusus dari Senator Goldwater saat itu. Kapel yang tidak begitu luas ini selesai dibangun pada tahun 1956.
Untuk mencapai kapel ini selain berjalan mendaki tidak begitu jauh dari lokasi parkir kendaraan, tersedia pula semacam kendaraan terbuka (sperti mobil golf) yang disewakan. Perjalanan ini relatif mudah artinya tidak ada banyak ketinggian atau penghalang yang membuat pendakian ini berbahaya.
Cathedral Los Angeles
Dalam perjalanan ke San Diego, kami mampir di gereja Katedral Our Lady of the Angels (dalam bahasa Spanyol disebut sebagai Catedral de Nuestra Seora de los Angeles). Gereja ini dikenal sebagai COLA atau Katedral Los Angeles, Â dibuka pada tahun 2002 dan berfungsi sebagai gereja induk untuk Keuskupan Agung Los Angeles.
Bangunan moderen dengan disain dekonstruktivism ini menggantikan Katedral Saint Vibiana, yang rusak parah akibat gempa bumi Northridge tahun 1994. Menurut catatan sejarah dari beberapa sumber resmi, di bawah Roger Cardinal Mahony, Uskup Agung Los Angeles, Our Lady of the Angels dimulai pembangunannya pada tahun 1998 dan diresmikan pada tanggal 2 September 2002. Nama yang diambil dari Katedral sebagai penghormatkan kepada  Perawan Maria dengan gelar pelindung "Bunda Malaikat". Bangunan gereja ini dikenal luas karena mengabadikan reliki Santo Vibiana dan potongan tilma Our Lady of Guadalupe. Ini adalah gereja induk dari sekitar lima juta umat Katolik di keuskupan agung tersebut.
Wikipedia mengulas, arsitek gereja unik ini adalah seorang  pembalap Spanyol pemenang Hadiah Pritzker Rafael Moneo. Ia menggunakan elemen arsitektur postmodern dengan menampilkan serangkaian sudut lancip dan tumpul. Selain ruang dalam gereja yang begitu luas, dilengkapi beranda berupa Lorong masuk pintu- pintu gereja dengan lukisan-lukisan indah para Santo dan Santa. Diantara materi-materi itu, yang juga menarik adalah patung  Perawan Maria yang menghiasi pintu masuk rancangan Robert Graham. Fitur lainnya adalah patung perunggu oleh Johnny Bear Contreras yang didedikasikan sebagai tugu peringatan penduduk asli Amerika. Bangunan ini dilengkapi dengan panel surya  sehingga memasuki ruang utama gereja tampak luas, terang dengan langit-langit yang menjulang.
Cathedral of Saint Peter Wyoming Avenue, Scranton
Gereja Katolik ini melayani umat di keuskupan Scranton sejak 1853. Â Gereja dibangun pada tahun 1867, sebagai gereja paroki St. Vincent de Paul. Pada tahun 1883, sebuah proyek dilakukan untuk memperindah gereja, yang sekarang menjadi gereja pusat keuskupan. Gereja induk baru dari keuskupan tersebut diresmikan oleh Uskup Agung P. J. Ryan dari Philadelphia, dan namanya diubah menjadi Katedral St. Peter, menandai peran barunya di keuskupan yang masih muda.Â
Melalui website gereja, jendela asli berisi panel sederhana berbentuk berlian merah dan putih. Banyak dari karya ini dikaitkan dengan arsitek Edwin Forrest Durang dan desainer Jerman Frank Mayer. Selain penggunaan kaca patri di atas pintu masuk, terdapat 15 jendela megah yang berfokus pada kehidupan Kristus dan menonjolkan Perawan Maria dan orang suci lainnya. Jendela-jendela tersebut  menggambarkan Kabar Sukacita, Kunjungan, Kelahiran, dan Perjamuan Terakhir.
 Gereja di Lomalinda & Sint Bernardino
Di Lomalinda, Riverside dan Sint Bernardino, kami  berkunjung dan berdoa di Gereja Katolik Holy Name of Jesus. Karena hari sudah sore, tidak ada Misa tetapi masih dapat berdoa di dalam Gereja. Sempat ada insiden HP yang tertinggal, namun kembali utuh setelah diketemukan oleh seorang umat yang baru saja berlatih paduan suara. Perempuan yang semula tak kami kenal ini ternyata salah seorang pengurus Gereja, ia menelpon melalui hp kami lainnya saat kami sudah separuh jalan.Â
Gereja lain di tiga wilayah berdekatan di LA ini adalah St. Joseph the Worker di Lomalinda. Kami mengikuti Misa Minggu jelang Pekan Suci. Kebiasaan di sini, di awal Misa Pastor menyilakan umat baru atau tamu yang datang dari wilayah lain untuk berdiri, dan umat menyambut hangat dengan tepuk tangan. Setelah misa umat disilakan menuju ruang pertemuan yang terletak di belakang gereja, di sana kami disuguhi sop kacang merah ala Mexico. Â
Didirikan pada tahun 1944, gereja Katolik St. Joseph the Worker yang berlokasi di Mountain View Ave, California ini adalah sebuah komunitas yang dipenuhi dengan sukacita dan dedikasi yang bersatu kepada Kristus. Dengan Pastor Rev. Noel S. Cruz, MS sebagai gembalanya,  paroki ini memiliki misi yang diusung yaitu "Kami berkomitmen untuk mengikuti jalan Yesus Kristus dan ajarannya dalam komunitas Gereja Katolik Roma". Pada tahun 1955 Paus Pius XII mengumumkan  tanggal 1 Mei sebagai hari raya, Pesta St.Jusuf. Tanggal ini juga merupakan Hari Buruh Internasional dan diyakini mencerminkan Yusuf sebagai santo pelindung para pekerja.
Sacred Heart Church, sebuah Gereja Katolik berlokasi di 9935 Mission Blvd. Riverside, CA 92509. Kami mengikuti Misa Minggu Palma. Hati Kudus adalah sebuah komunitas yang menjangkau dan berbagi karunia kasih dan keadilan Kristus kepada mereka yang mencari pengertian, kasih sayang, penyembuhan dan sukacita kedamaian batin. Pada tahun 1896, sebuah gerakan diresmikan di Sligo untuk mendirikan tugu peringatan Keuskupan memperingati Most Rev. Dr. Laurence Gillooly mendiang Uskup Elphin yang berkarya selama tiga puluh sembilan tahun. Hati Kudus adalah salah satu simbol yang paling dihormati dalam agama Katolik, melambangkan  kasih Kristus bagi umat manusia melalui pengorbanan-Nya di kayu salib untuk dosa manusia.
St. John the Divine, New York City
Gereja Katedral Saint John the Divine yang konon merupakan bangunan  gereja terbesar di dunia ini, bertindak sebagai gereja induk dari Keuskupan Episkopal New York. Gereja ini melayani banyak orang yang beragam di Keuskupan, Kota, Bangsa, dan Dunia melalui serangkaian acara liturgi, budaya, dan sipil termasuk juga kegiatan pastoral mencakup pendidikan dan pelayanan masyarakat. Â
Menurut media yang diterbitkan oleh Gereja, masyarakat dari berbagai agama dan komunitas beribadah bersama dalam kebaktian yang diadakan lebih dari 30 kali seminggu dimana disediakan dapur umum yang menyajikan sekitar 25.000 makanan setiap tahun. Gereja yang terletak di pusat keramaian kota New York, berdekatan dengan gedung-gedung ternama seperti WTC dan NY Stock Exchange ini, memiliki tak sedikit kegiatan di luar peribadatan seperti sekolah,  penyelenggaraan konser, pameran, pertunjukan, yang memungkinkan  perjumpaan-perjumpaan lintas yang bermakna.
Santa Ines  - Solvang
Solvang memiliki arti  "lapangan cerah". Melalui penelusuran situs dan beberapa sumber tertulis tentang Old Mission St. Ines disebutkan, sebagian besar gereja asli hancur pada tanggal 21 Desember 1812 akibat gempa bumi yang berpusat di dekat Santa Barbara. Gempa itu juga merusak parah bangunan misi lainnya, tetapi kompleks tersebut tidak ditinggalkan begitu saja. Sebuah gereja baru, dibangun dengan dinding setebal 5 hingga 6 kaki dan balok pinus besar yang dibawa dari dekat Gunung Figueroa, diresmikan pada 4 Juli 1817.
Mission Santa Ines (terkadang dieja Santa Ynez) yaitu sebuah misi Spanyol di kota Solvang, California saat ini, dan dinamai St. Agnes dari Roma. Didirikan pada tanggal 17 September 1804, oleh Pastor Estvan Taps dari ordo Fransiskan, lokasi misi dipilih sebagai titik tengah antara Misi Santa Barbara dan Misi La Pursima Concepcin, dan dirancang untuk mengurangi kepadatan di kedua misi tersebut serta guna melayani warga India (asli). Â Editor majalah Sunset menulis tentang Permata yang Tersembunyi ini, "Dengan eksteriornya yang sederhana dan lugas, Santa Ines memberi kesan mendalam tentang bagaimana menjaga tampilan misi lama."
Misi yang dimaksud adalah rumah pertama di Alta California dan saat ini berfungsi sebagai museum serta gereja paroki Keuskupan Agung Los Angeles. Bangunan ini juga ditunjuk sebagai Tempat Bersejarah Nasional, dicatat sebagai salah satu dari 21 misi California yang paling terpelihara.
Sedangkan wilayah pariwisata Solvang hanya berjarak 45 menit dari Santa Barbara, Amerika.  Solvang menyerupai wajah Denmark di California Selatan---dengan deretan rumah berciri tradisional Denmark, beratap runcing, replika patung Little Mermaid Kopenhagen, lengkap dengan kincir angin. Harum roti dan kue khas Eropa mengundang untuk mampir ke toko roti dan mencicipi berbagai penganan termasuk juga ice cream. Meski udara relatif dingin, namun ice cream coklat tak membuat selera padam. Hidangan khas yang seakan membawa pengunjung ke Denmark diantaranya aebleskiver (panekuk  yang disajikan dengan selai raspberry) dan frikadeller (bakso goreng). Solvang di Lembah Santa Ynez California Selatan, kota ini terus mengabadikan akar Eropa di sana.
Our Lady of Sorrows St Barbara
Gereja Our Lady of Sorrows adalah sebuah gereja Katolik di dalam Kota Santa Barbara, California di Amerika Serikat yang dibangun pada tahun 1929. Gereja ini terdaftar sebagai landmark kota Santa Barbara pada tanggal 17 Mei 2016. Dipersembahkan kepada Our Lady of Sorrows. Menelusuri asal-usul Gereja melalui sejarah dan profil resminya, hingga tahun 1782 merupakan  kapel asli yang melayani Presidio Santa Barbara. Dibangun untuk melayani militer Spanyol, gereja ini didirikan oleh Pastor Junpero Serra, O.F.M., yang merayakan Misa pertama Santa Barbara di situs asli Kapel
Pada tanggal 29 Juli 1855, gedung gereja pertama diresmikan. Gereja tersebut  dibangun oleh para siswa dari perguruan tinggi seminari terdekat yang dikenal sebagai Kolese Apostolik Our Lady of Sorrows. Namun, bangunan itu musnah terbakar pada Agustus 1865. Gereja baru selesai dibangun pada tahun 1908, administrasi gereja diserahkan kepada para Bapa Yesuit Provinsi California Serikat Yesus. Pada pagi hari tanggal 29 Juni 1925, gempa bumi Santa Barbara berkekuatan 6,8 skala Richter menghancurkan sebagian besar gereja. Menara lonceng yang tersisa rusak berat. Pada tanggal 30 Juni 2014 diadakan Misa yang menyerahkan administrasi gereja kepada Keuskupan Agung Los Angeles. (Mathilda AMW Birowo)
Referensi: Tinjauan langsung; Buletin, Majalah, Profil & Sejarah melalui website resmi / wawancara /artikel2 terkait di Google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H