N -- Netral
"When the people feel safe and protected by the leadership in the organization the natural reaction is to trust and cooperate." -- Simon Sinek
Untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus senantiasa bersikap positif. Bersikap positif di sini berarti netral. Tidak memihak kepada segelintir anak buah saja, perlu bijaksana dalam mengambil suatu keputusan serta meredam kemungkinan negatif dari suatu permasalahan. Jika anak buak kita salah, maka jangan ragu untuk menegur serta mengarahkannya menuju kebaikan.
Initinya adalah inklusif, tidak memihak. Semua diukur dari kinerja, bukan KKN, cari muka, sehingga tim kerja berlomba untuk berprestasi dan bersaing secara sehat karena semua memiliki kesempatan yang sama. Kita masih saja melihat di sebuah lembaga misalnya, penggantian pimpinan atau perubahan struktur itu disertai dengan mengubah pimpinan unit di bawahnya, karena sang pimpinan baru membawa 'rombongan orkes'nya (alias bedol desa). Mereka merasa lebih nyaman dengan kelompoknya dan rada malas melakukan kaderisasi. Hal mana tentu akan menumbulkan suasana kerja yang tidak kondusif. Orang baru biasa membawa budaya baru yang bisa saja tak sesuai dengan budaya organisasi.
A -- Akuntabel
Masih berkaitan dengan aspek Netral, nilai profesionalisme mempunyai makna bahwa dalam bekerja, pimpinan harus melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik, tanggung jawab serta komitmen yang tinggi. Kita perlu membiasakan seluruh tim kerja untuk berbicara berdasarkan data, bukan perasaan atau kira-kira. Memiliki SOP (Standard Operating Procedure) dan mekanisme kerja yang dipahami oleh seluruh anggota dengan benar. Untuk organisasi misalnya, Anggaran Dasar Rumah Tangga perlu  disosialisasi secara tepat merata sehingga tolok ukur dan dasar operasionalisasi bagi semua bidang jelas. Sehingga, jika ada ketidak beresan atau kekurangan di sana sini dapat segera diketahui dan dicarikan solusinya sebelum persoalan menjadi besar.
R -- Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
5R merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja. Strategi ini dimaksudkan guna menciptakan budaya kerja yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Salah satu teknik mudah untuk mengetahui apakah sebuah kantor atau rumah makan bersih atau tidak, lihatlah dari toiletnya, dari aspek yang justru paling sering dianggap tidak penting. Cara lain dengan menanyakan OB atau sekuriti siapa nama pimpinan di perusahaan.
Ringkas adalah cara untuk melakukan segala sesuatu dengan penuh persiapan sehingga ketika dilaksanakan tidak bertele-tele misalnya penyusunan laporan atau bahkan rapat. Rapi menyangkut segala sesuatu diletakkan pada tempatnya seperti filling atau perangkat kerja, sehingga siapapun membutuhkan akan dapat menemukannya dengan mudah. Sekiranya ada pergantian staf, maka staf yang baru dapat melakukan alih pekerjaan dengan mudah karena semua data tersimpan rapi. Resik menyangkut perawatan barang-barang inventaris dengan membersihkan secara berkala sehingga tak tampak debu atau terkesan kotor. Lingkungan kerja yang bersih juga akan berdampak pada sumber daya manusia yang sehat, ini sangat relevan dengan masa pandemi menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Rawat selain berarti menjaga agar perangkat kantor tetap dapat digunakan dengan baik, rawat juga memiliki arti pada unsur-unsur lain terkait lingkungan pekerjaan. Misalnya, merawat kerjasama, visi misi, toleransi dan profesionalisme. Rajin adalah kebiasaan untuk menjaga apa yang telah dicapai secara pribadi maupun kelompok. Melakukan apa yang boleh dilakukan dan menghindari yang tidak boleh dilakukan serta mengatur waktu secara optimal (time management). Contohnya, Â menggunakan jam makan siang secara proprosional, dan menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang ditentukan.
Mari menyambut 2021 dengan lebih bersemangat, profesional dan inklusif. Belajar dari banyak hikmah selama pandemi, seperti kata Bapak Jokowi jadikan pandemi sebagai lompatan besar karena kita mampu melewati masa krisis dengan menggali pengalaman berarti. Indonesia jaya, Indonesia sehat dan bermartabat. Salam Nusantara!
Jakarta, 26 Desember 2020