Tentara tersebut kabur ke Pulau Jawa karena dicari istrinya yang sah. Dan sungguh masih banyak lagi kisah kemanusiaan lainnya yang akan mengores hati sanubari tanpa kita sadari bahwa kisah-kisah itu telah menggerakan dan meningkatkan jiwa solidaritas kita sesama manusia.
Para perempuan menulis dengan gagah perkasa dan penuh kejujuran menjelaskan identitasnya dan entitasnya. Misalnya saja, seorang perempuan beragama Kristen Protestan dan Buddha di Aceh yang jelas-jelas basis masyarakatnya kuat dengan budaya Islam.Â
Adalagi kisah seorang perempuan peranakan Chinese (Tionghoa) yang bekerja sebagai penjual roti yang diperkosa dan yang pada akhirnya mengalami trauma.Â
Hampir dari semua cerita di Tank Merah Muda secara jujur dan detail mengisahkan konflik agama dan sosial  namun tetap happy ending dengan menampilkan refleksi toleransi, cinta, solidaritas, dan empati.Â
Bagaimana tidak, misalnya kisah Acang dan Obet, seorang perempuan yang suami dan anaknya terbunuh di medan konflik namun mengadopsi seorang anak dari lawan yang telah membunuh suami dan anaknya.
-Diresensi oleh Matheus Giovanni Putra Gana dalam memperingati Hari Kartini, 21 April 2020 - mgiovannipg27@gmail.com
Identitas Buku :
      Judul   : Tank Merah Muda
      Penulis : Raisa Kamila, Margareth Ratih Fernandez, Amanatia Junda, Rubaeni Intan, Astuti N. Kilwouw, dan Armadhany
      Tebal   : vi + 192 halaman, 14 cm x 20 cm
      Cetakan: Pertama, Oktober 2019