Baiklah, karena sudah 435 kata, tanpa bertele-tele lagi, hai para lelaki, agar perempuan jatuh cinta kepadamu, tampilkanlah dirimu sebagaimana lelaki, bekerjalah sebagaimana lelaki, berjalanlah sebagaimana lelaki, lambaikanlah tanganmu sebagaimana lelaki, berbicaralah sebagaimana lelaki jika perlu berbicaralah dengan nada yang dalam ala "Mario Teguh", namun di atas segala-galanya, sensitiflah seperti perempuan.Â
Diskusikanlah atau jika tidak dapat setidak-tidaknya bicarakanlah sesuatu yang menarik minatnya. Dan hai para perempuan, agar lelaki jatuh cinta kepadamu, berdandanlah dirimu sebagaimana perempuan, pedulilah sebagaimana perempuan, berjalanlah sebagaimana perempuan, lambaikanlah tanganmu sebagaimana perempuan, berbicaralah sebagaimana perempuan jika perlu berbicaralah dengan nada yang menggoda ala "Syahrini" ditambah wewangian parfum yang dapat menggetarkan indera penciumannya; Namun di atas segala-galanya, ingatlah, berpikirlah seperti lelaki dan diskusikanlah atau setidaklah bicarakanlah sesuatu yang menarik minatnya datang dan tinggal dalam pembicaraan bersamamu.
Wahai kaum lelaki, jangan takut nanti kamu akan terdengar atau terlihat, atau bahkan terkesan seperti "banci" karena mendiskusikan hal-hal yang dikuasai dan atau disukai perempuan. Penting sekali untuk disadari kaum lelaki, menjadi pembicara yang menyenangkan bagi seorang perempuan sama sekali tidak akan menjauhkan bahkan tidak akan menghilangkan kesan macho atau maskulin yang melekat dalam padamu.Â
Percayalah kesan orang lain itu hanya sementara. Dan sebenarnya penampakan tersebut membuatmu menjadi sosok lelaki yang multidimensi dan hangat untuk diajak berbicara sesuatu yang disukai kaum perempuan. Begitu sebaliknya, wahai kaum perempuan, janganlah dirimu khawatir bahwa dengan mendiskusikan sesuatu yang disukai lelaki akan membuatmu terkesan seperti lelaki atau tomboi.Â
Berbicara dan mendengarkan sesuatu yang disukai lelaki malahan membuatmu terkesan lebih feminim bahkan istimewa. Lelaki yang ada di depanmu akan berpikir bahwa kamu sungguh berbeda dari semua perempuan yang selama ini hadir dan hidup di dalam kehidupannya. "Sungguh, perempuan ini teramat istimewa." Bukankah pujian tertinggi seperti ini yang Sahabat harapkan keluar dari mulutnya?
Pada paragraf terakhir ini, saya akan mengikat semua pernyataan saya dari atas dengan 4 pilar yang berlaku pada neuro linguistic programming. Pertama, outcome (O). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat harus berpikir, bertindak, dan berorientasi pada hasil. Pelajari ciri-cirinya dan atur strateginya.Â
Kedua, sensory acuity (S A). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat harus memanfaatkan seluruh fungsi kelima indera (bahkan jika Sahabat memiliki indera keenam atau orang sering menyebutnya insting atau intuisi) secara optimal dalam mengamati setiap stimulus dan respon yang dihasilkan oleh lawan jenis.Â
Ketiga, behavioral flexibility (B F). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat diwajibkan fleksibel dalam mengupayakan ketercapaian hasil (O).Â
Terakhir, rapport (R). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat diwajibkan memiliki dan mempertahankan kesadaran untuk membangun unconscious connectedness sebagai landasan dalam kegiatan komunikasi interpersonal terutama dalam perburuan lawan jenis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H