Mohon tunggu...
Mateus Hubertus Bheri
Mateus Hubertus Bheri Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Itu Seni

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2025 Momen Merajut Asa Menenun Mimpi

3 Januari 2025   11:31 Diperbarui: 3 Januari 2025   11:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Chen Rasi) 

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu dan tahun pun begitu cepat berganti, kini kita memasuki tahun baru 2025. Tahun di mana kita merajut asa, menenun mimpi.

Seperti ada pepatah yang mengatakan "setiap masa pasti ada kenangan dan setiap kenangan pasti ada masanya". Demikian pulalah di kehidupan manusia, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun pasti ada kisah, cerita, dan kenangan tersimpan di memori kehidupan manusia.

Ada cerita suka, adapula cerita duka. Ada yang mengalami kenangan pahit, adapula yang mengalami kenangan manis. Itulah warna warni kehidupan yang selalu dialami oleh manusia.

Tahun Baru merupakan momentum awal manusia di kolom langit ini untuk merefleksi kembali kisah hidup yang dijalani selama setahun kemarin. Ia menyulam kembali benang kusut yang telah lama usang dengan merajutnya kembali.

Awal tahun baru, semua penghuni bumi, bersorak sorai kegirangan karena masih diberi hidup dan kehidupan oleh sang khalik. Momentum ini, setiap orang saling berbagi kasih, merajut persaudaraan, merekat perbedaan.

Ekspresi kegembiraan diwujud nyatakan lewat berkumpul bersama keluarga, sanak saudara dan sesama disekitarnya lewat jamuan bersama. Adapula mengadakan reunian bersama dengan teman seangkatan.

Tahun baru, awal dari berbagi kisah tentang masa lalu. Menguliti seluruh kisah dari episode ke episode meski sepahit apapun demi menemukan solusi baru. Tahun baru, tahun sejuta cerita, tahun penuh berkah.

Ada sebuah ungkapan, "Hidup bukanlah perlombaan melainkan sebuah perjalanan yang harus dinikmati. Hari kemarin adalah kenangan, hari ini adalah anugerah, hari esok adalah misteri. Jadi, nikmati setiap perjalanan itu.

Tahun baru tidak sekedar kita rayakan lewat berpesta pora, menyiapkan seribu kembang, ataupun lewat konser atau aksi teatrikal lainnya. Tahun baru harus dimaknai sebagai evolusi perjalanan hidup manusia.

Sebagai evolusi, setiap individu harus menjadi kritik otokritik terhadap dirinya dari setiap tindakan, perilaku, perbuatan, dan juga kegagalan yang dialami di tahun sebelumnya. Sehingga, di tahun yang baru, setiap orang memiliki kesempatan baru untuk memulai sekali lagi.

Kritik otokritik ini dimaksudkan juga agar setiap kita mampu merefleksi diri, memahami, dan menjadikan itu sebagai sebuah pembelajaran dari berbagai kegagalan dan kesuksesan yang di raih di tahun sebelumnya, demi kedepannya, di tahun yang baru ini lebih baik lagi. 

Memaknai tahun baru harus lebih komperehensif agar tidak terjebak dalam paradigma sempit, di mana tahun baru dianggap ritual (ceremony) yang selalu dirayakan setiap tahunnya. 

Selain momen membangun tali kasih, merekat perbedaan, tahun baru merupakan momen untuk merajut asa menenun mimpi. Karena di tahun baru asa (harapan) kita yang sempat tertunda akan dirajut kembali. Mimpi-mimpi yang belum terwujud akan ditenun kembali. 

Kini, semua manusia di muka bumi ini menyambut ria tahun baru 2025 dengan beragam cara dan ekspresi. Terpancar di wajah mereka, sejuta harapan dan mimpi agar tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. 

Harapan dan mimpi tak pernah lekang oleh waktu. Spirit itu tetap tumbuh subur di dalam hati dan pikiran  setiap pribadi-pribadi yang masih berjuang di dunia ini. Hanya secercah harapan yang ada, agar hari ini dan hari esok lebih baik dari hari kemarin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun