Mohon tunggu...
Mateus Hubertus Bheri
Mateus Hubertus Bheri Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Itu Seni

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menunggu Narasi Politik Orang Muda di Pemilu 2024

2 Agustus 2023   13:36 Diperbarui: 2 Agustus 2023   13:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang muda sering di identik dengan sebutan sebagai generasi penerus bangsa, calon pemimpin masa depan, dan agen of change serta agen of control (agen perubahan dan agen kontrol sosial). Sebutan orang muda sebagai generasi penerus bangsa ini bukan hal baru melainkan kalimat ini selalu didengungkan oleh setiap kalangan dalam momentum apapun yang berkaitan dengan orang muda.

Kendati disematkan sebagai generasi penerus bangsa, hampir sebagian besar orang muda belum menyadari pentingnya peran mereka dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus mereka pikul kedepannya. Sikap apatis, acuh tak acuh dan masa bodoh mewarnai kehidupan orang muda. Mereka beranggapan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah ada aktor lain yang bertanggungjawab untuk mengurusnya.

Sikap apatis yang ditunjukan orang muda inilah mengakibatkan terjadinya krisis moral dan krisis tanggangjawab dari orang muda sebagai anak-anak bangsa. Keterlibatan dan daya kritis orang muda telah tergerus dan termakan oleh arus perkembangan jaman. Orang muda selalu mempertontonkan mental instan, hedonis, dan pola hidup glamour.

Nilai moral, etika, dan berkepribadian kebudayaan seperti konsep Tri Sakti Bung Karno serasa hilang dalam diri kepribadian orang muda. Sepertinya orang muda telah kehilangan jati diri mereka. Tidak ada lagi ruang-ruang dialogis untuk membangun narasi-narasi positif bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Ruang itu telah kosong dan diganti dengan gidget, tik tok, dan internetan yang tidak memberikan efek positif bagi peradaban orang muda kedepannya.

Seharusnya orang muda memanfaatkan era society 5.0 untuk menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial lewat berbagai inovasi yang dapat memperkaya pengetahuan bukan malah sebaliknya. Orang muda harus lebih kreatif memanfaatkan teknologi yang demikian canggih untuk hal-hal yang lebih produktif karena di era sekarang teknologi merupakan bagian dari manusia itu sendiri.

Justru malah sebaliknya, orang muda terseret arus kemajuan teknologi yang berimplikasi buruk bagi kehidupan mereka. Bukan mereka yang mengendalikan teknologi tapi teknologi yang mengendalikan kehidupan orang muda sehingga rasa ketergantungan orang muda pada teknologi sangat tinggi.

Di lembaga pendidikan seperti, sekolah-sekolah dan kampus-kampus, pelajar dan mahasiswa selalu menerapkan pola copy paste apabila bapak ibu guru dan dosen memberikan tugas kepada mereka. Kampus yang semestinya ruang pertarungan ide dan pertukaran akal sehat telah bertransformasi dan berubah wajah.  

Jarang sekali kita temukan mahasiswa idealis yang memiliki pola pikir maju dan cita-cita yang tinggi. Kebanyakan mahasiswa atau pelajar bersekolah atau kulia hanya memenuhi kriteria secara akademik yakni mendapatkan ijasah. Tak heran kalau pengamat politik Roky Gerung mengatakan "Ijasah itu pertanda orang pernah sekolah bukan pertanda bahwa orang pernah berpikir".

Mahasiswa adalah kaum intelektual seharusnya menjadi pembeda di antara orang muda lainnya. Mereka harus mempertanggungjawabkan seluruh ilmu pengetahuan mereka di tengah masyarakat sesuai tridharma perguruan tinggi yakni pengabdian masyarakat. Jangan sampai usai mendapat gelar secara akademik dan kembali di tengah masyarakat mereka tak mampu berbuat sesuatu untuk kebaikan hidup bersama.

Mahasiswa harus membangun kembali sebuah kesadaran kolektif bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa yang memiliki tanggunjawab besar bagi kemajuan negara. Mahasiswa harus mengisi setiap ruang kampus dengan berbagai macam diskursus dan menciptakan dialektika di kehidupan kampus. Kenyataannya ruang itu serasa kosong tanpa berpenghuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun