Mohon tunggu...
Mateus Hubertus Bheri
Mateus Hubertus Bheri Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Itu Seni

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sukses Itu Mahal

29 Januari 2020   01:21 Diperbarui: 29 Januari 2020   01:23 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di Hotel Sasando Kupang-NTT

    Ketika harta dan kekuasaan menguasai alam pikiran manuasia, niscaya ketergantungan manusia akan harta dan kekayaan akan semakin tinggi.

Orientasi kita dalam menjalani kehidupan dibumi ini adalah meraih kesuksesan dan meminimalisir sedini mungkin agar tidak mengalami suatu kegagalan. 

Kegagalan menurut ukuran manusia adalah awal dari sebuah kehancuran. Tidak heran, ketika mengalami yang namanya kegagalan itu, manusiapun mulai menggerutu, kesal, marah-marah, dan bahkan ada yang menghujat diri, orang lain, dan Tuhan.

Kegagalan baginya, juga merupakan cambuk untuk menuju kesuksesan. Karena itu, tidak heran segelintir kita melakukan berbagai cara walaupun itu salah, agar "sukses", apapun itu akan dilakukannya. Kita selalu terjebak dan terobsesi dengan akan kata "sukses" akhirnya kita lupa disekitar kita.

Kesuksesan itu memang butuh pengorbanan, darah, dan air mata. Tidak ada orang yang sukses tidak melaui proses perjuangan yang panjang, ataupun mendapatkannya secara instan. 

Atau kalau memang itu terjadi, orang tersebut pasti hidupnya dinegeri atas angin (negeri dongeng) tinggal sulap dengan mengucapkan "bim sala bim" langsung jadi dan siap saji.

Diantara kesuksesan dan kegagalan dalam menjalani kehidupan didunia itu sangat normatif bagi kita. Siapa bilang diantara kita tidak pernah mengalami dan merasakan yang namanya "sukses" ataupun "gagal". Cuman waktu dan pengalaman diantara kita yang berbeda-beda, tinggal bagaimana cara kita menyikapi.

Pada dasarnya, banyak diantara kita manusia lebih mengingikan yang namanya "sukses", tidak butuh akan kegagalan. Padahal kegagalan itu sendiri merupakan "awal menuju kesuksesan". Sebab dari "gagal" kita belajar untuk lebih tanggu dan kuat untuk menuju kesuksesan. Sukses buat kita adalah akhir dari tujuan hidup.

Banyak tips-tips orang sukses yang bisa didapati dan mudah diakses dewasa ini. Hampir disetiap website, blog, ataupun buku-buku terkait kiat-kiat menuju "sukses"bisa kita download ataupun baca. Tentunya semuanya itu bukan cerita fiktif, melainkan fakta yang dialami oleh si penulis. Perjalanan kisah sukses mereka kemudian mereka bagikan kepada publik, untuk dijadikan pedoman bagi kita dalam mengejar kesuksesan.

Ya, untuk mendapatkan kata sukses memang sangat "mahal", lebih mahal dari mutiara dilaut dan batu intan permata. Saking mahalnya, seringkali kita mengabaikan orang-orang disekitar kita, bahkan Tuhanpun bisa kita gadaikan. Saking mahalnya juga, terkadang kita lupa dengan diri kita sendiri, tentang jam makan, jam tidur, dan jam untuk bersama keluarga dan orang sekitar kita. 

Setiap kita memang ingin sukses. Manusia mana yang tidak ingin sukses. Namun sebagaimana mahalnya nilai sebuah "kesuksesan" tapi jangan lupa ada yang lebih mahal dari kata "sukses" yaitu harkat dan martabat manusia lebih tinggi derajat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun