Membuat artikel merupakan hal yang tersulit bagi guru menyusul peraturan baru di kemendikbud yang mengharuskan guru untuk selalu menulis, mengevaluasi pembelajaran demi memberikan kualitas belajar yang maksimal di dalam kelas. Berikut penjelasannya:
Menulis Artikel:
1.Judul
2.Penulis (nama-tanpa gelar, email, tempat kerja)
3.Abstrak-disertai kata kunci/kata sangat penting 2-6 kata (berisi 75-150 kata)
a.Tujuan penelitian
b.Metode
c.Hasil
4.Pendahuluan (tidak perlu ditulis eksplisit)
a.Latarbelakang è ada kesenjangan antara teoritis/dasolen dan kenyataan dasain
Data-data kesalahan murid sangat penting, kalau diperlukan discan
b.LB sekaligus ditopang dengan rujukan penelitian terkini è yang paling bagus jurnalatau proceeding dan 10 tahun yang terakhir.
c.Diakhiri pentingnya mengangkat masalah ini è aspek kegunaan
5.Metode penelitian è tidak harus seperti skripsi, apabila penelitian kualitatif (misalnya: PTK, yang diteliti itu adalah tindakan yang ada di kelas)
Contoh:
Kelas I: pembelajaran langsung, mencatat
Kelas II: student center, diberikan LKS , pembelajaran bermakna
·Jenis penelitian dan bagaimana penelitian yang dilakukan (pengambilan data dan pengolahan data)
·Tidak perlu panjang
6.Hasil dan pembahasanè deskripsikan tulisan dan kita simpulkan berdasarkan teori-teori
Menguraikan data dan menginterpretasikan data dan pembahasan.
7.Simpulan dan Saran
8.Daftar Rujukan
Diutamakan jurnal atau proceeding (dicetak miring), tetapi apabila buku (judul dicetak miring).
50% rujukan < = 10 tahun (10 tahun terakhir)
Jumlah halaman sekitar 8-14 halaman sebelum dilayout.
Contoh Awal pembelajaran
·Biasanya : guru menjelaskan, memberi contoh soal, latihan soal, tes
Oleh karena itu, Penekanan pembelajaran Pada prosedur (cari buku/atikel terkait pembelajaran prosedur)
·Siswa menghafal (artikel terkait siswa menghafal prosedur)
·Soal dirubah (contoh hasil kerja siswa), pemecahan masalah (artikelpenting masalah)
·Ternyata siswa mengalami kesulitan (perlu metode pembelajaran permainan)
Materi permutasi dan kombinasi hendaknya diajarkan secara parallel, karena kecenderungan siswa tidak bias membedakan soal dengan cara permutasi dan kombinasi.
mudah-mudahan bermanfaat bagi semua pembaca dan jangan pernah takut untuk menulis, karena tulisan anda akan sengat berarti bagi perkembangan pendidikan di indonesia.
Salam
H154M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H