Mohon tunggu...
Lukas Sumarno
Lukas Sumarno Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kab. Banyumas. Menyelesaikan Program D3 Pendidikan Matematika di IKIP Sanata Dharma Yogyakarta tahaun 1989 dan S1 di Universitas Terbuka 1998. Tinggal di Kabupaten Cilacap (maaf di pilihan kota ga ada Cilacap)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alat Peraga Matematika

13 September 2013   04:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:58 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matematika memuat banyak sekali konsep-konsep yang abstrak, misalnya konsep bilangan, limit,dan lain sebaginya. Oleh karena itu sangatlah perlu dibuat visualisasi dari konsep-konsep yang abstrak tersebut , dengan harapan supaya lebih mudah dicerna oleh peserta didik.

Terkait dengan fungsi pedagogik, kedudukan alat peraga merupakan salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara guru dengan peserta didik. Obyek dalam pembelajaran matematika yang berupa fakta, konsep, prinsip dan skill merupakan benda pikiran yang bersifat abstrak sehingga diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu alat peraga yang dapat berfungsi sebagai jembatan. Piaget pada teori perkembanga ni ntelektual peserta didik, menyampaikan bahwa perkembangan intelektual seseorang hingga dewasa terbagi atas empat tahap:

1) Tahap sensorik motorik (0 – 2 tahun),

2) Tahap pra operasional (2 – 7 tahun),

3) Tahap operasional konkrit (7 – 11 tahun),

4) Tahap formal (lebih dari 11 tahun).

Hal senada disampaikan pula oleh Bruner. Menurut Fajar (15, Psikologi dan Teori Belajar matematika, 2008) Bruner membagi proses belajar siswa menjadi tiga tahap yaitu tahap enaktif (menggunakan benda konkrit), ikonik (siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram sebagi perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda konkrit atau nyata), dan simbolik (siswa mewujudkan pengetahuannya dalam bentuk simbol-simbol abstrak). Berdasarkan teori di atas, siswa SMP merupakan peralihan dari tahap operasional konkrit menuju ke tahap formal sehingga masih diperlukan azas peragaan untuk topik-topik tertentu.

Salah satu alat peraga yang akan dibahas dalam DIKLAT ONLINE 2013 yang diselenggrakan P4TK Matematika Yogyakarta adalah alat peraga berupa kartu permainan, yaitu kartu permainan matematika yang diadopsi dari kartu permainan domino (sering disebut “kartu gaple”). Pada pembahasan ini diberikan salah satu contoh kartu permainan untuk menerampilkan penguasaan siswa terhadap konsep logaritma.

Materi logaritma SMA/SMK pada kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Dasar :

2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan.

3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma sesuai dengan karakteristik permasalahan yang akan
diselesaikan dan memeriksa kebenaran langkah-langkahnya.

Konsep atau prinsip logaritma yang diterampilkan dalam kartu permainan logaritma ini adalah
sifat-sifat logaritma.

Cara Menggunakan / Aturan Main:
1. Permainan ini dimainkan oleh 2, 3 atau 4 orang
2. Kartu dikocok, kemudian dibagikan habis kepada semua pemain
3. Jika ada 3 pemain, maka kartu yang tersisa diletakkan terbuka ditengah sebagai patokan memulai permainan.
4. Secara bergiliran pemain meletakkan kartu sesuai dengan kartu yang ada.

5. Jika pemain tidak dapat “jalan” maka dia kehilangan gilirannya.
6. Permainan berakhir jika sudah ada salah satu pemain yang kartunya habis, atau semua pemain tidak dapat melanjutkan memasangkan kartu yang masih dipegangnya.
7. Pemenang adalah pemain yang kartunya paling dulu habis atau sisa paling sedikit.

Dengan adanya permainan kartu logaritma diharapkan siswa-siswa akan lebih terampil dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan logaritma.

Sekiranya P4TK Matematika dapat menambah lebih banyak lagi alat peraga matematika, selain permainan kartu logaritma dan tangram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun