Apakah dengan perkembangan lawak di Indonesia yang semakin individual ini, lawakan ala grup itu masih laku dijual? atau ini hanya untuk mencari rating semata?
Kalau niatnya ingin mengembalikan lawak ke akarnya, ini alasan mulia. Tapi itu artinya sama saja dengan meminta orang untuk kembali menggunakan discman dan melupakan ipod mereka.
Tapi kalau niatnya untuk mencari rating, itu sama saja membunuh mimpi dari para grup lawak yang ikut di kedua program tersebut. Mungkin kedua program tersebut membantu kepada khalayak luas memperkenalkan grup-grup lawak yang terlibat di dalamnya, tapi setelah acara selesai, mungkin hanya segelintir grup yang bertahan di kejamnya dunia entertainment kita. Apalagi sekarang sudah bukan jamannya grup lawak.
Semoga apapun alasan dari munculnya kedua program tersebut adalah yang terbaik untuk perkembangan lawak di Indonesia. Tidak hanya untuk mementingkan kepentingan pribadi saja.