Mohon tunggu...
Muhamad Supriadi
Muhamad Supriadi Mohon Tunggu... Guru - Aktif

The steps I have wanted to offer to the quality of my life and all those who love life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ingat Langit Itu Tinggi tapi Tidak Pernah Menceritakan Ketinggiannya

8 November 2019   21:40 Diperbarui: 8 November 2019   21:46 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Dikisahkan ada seorang profesor dalam bidang ilmu botani yang hendak melakukan penelitian di suatu pulau.

Hari itu langit mendung ditutup awan tipis sehingga cahaya matahari seperti kemera- merahan, hembusan angin menggoyangkan rumput-rumput, dan gemuruh ombak diantara bebatuan tepi pantai terdengar jelas bersama desiran angin.

Profesor itu berjalan di tepi pantai, Ia terlihat gagah dan tegak dengan memakai sepatu but nya. Setelah cukup lama berjalan Ia melihat seorang nelayan yang sedang melihat-lihat perahunya.

Si Profesor kemudian memanggil nelayan itu untuk mengantarnya ke pulau tempat Ia meneliti, nelayan itu kemudian datang menghampirinya.

Setelah si profesor menceritakan maksut dan tujuannya ke nelayan itu. Mereka pun bergegas naik ke perahu milik nelayan itu.

Berlahan perahu mereka meninggalkan pantai, langit semakin mendung, hembusan angin semakin kencang, dan ombak cukup tinggi. 

Setelah cukup jauh meninggalkan tepi pantai profesor bertanya kepada nelayan. Apakah anda mengerti ilmu botani wahai nelayan? Nelayan itu menjawap dengan tatapan penuh tanya, Aku tidak mengerti tuan profesor. Anda kehilangan 30 % hidup anda karena tidak mengerti ilmu botani wahai nelayan, ujar profesor kepada nelayan itu.

Tidak lama kemudian profesor bertanya lagi, apakah anda mengerti ilmu biologi wahai nelayan? Aku tidak mengerti wahai tuan profesor, jawab nelayan dengan raut wajah sedih. Anda kehilangan 30 % lagi kehidupan anda wahai nelayan, kata profesor.

Tidak terasa mereka sudah melewati separoh dari perjalanan mereka, Dengan bangganya si profesor menceritakan kehebatannya dalam bidang botani. Sedangkan nelayan itu hanya terpaku dalam diam, raut muka sedihnya tidak dapat Ia tutupi.

Profesor itu kembali bertanya. Wahai nelayan apakah engkau mengerti ilmu fisika? Aku tidak pernah sekola wahai tuan profesor, aku tidak mengerti apa yang tadi tuan tanyakan kepadaku. Dengan nada sombong perofesor itu mengatakan, Anda kehilangan 90% hidup anda karena tidak mengerti ilmu botani, ilmu biologi dan ilmu fisika.

Wahai tuan perofesor bolehkah saya bertanya kepada anda? Silahkan saja kata perofesor. Nelayan itu pun menundukkan kepala memikirkan pertanyaan apa yang akan Ia lontarkan kepada profesor itu.

Langit semakin gelap, angin pun bertambah kencang, dan tiba-tiba ombak besar menghantam perahu mereka hingga terbalik.

Keduanya berpegangan pada pinggir perahu itu, si profesor gemetar ketakutan, wajahnya pucat, matannya menatap tak tentu arah, dan tangannya mulai lemas memegang pinggir perahu itu.

Wahai nelaya tadi kamu mau bertanya kepada saya.! Apa yang hendak kamu tanyakan? 

Sambil berenang menuju pulau nelayan itu bertanya dengan suara keras. Wahai tuan profesor! Apakah kamu bisa berenang? Dengan tertatih-tatih profesor menjawab, aku tidak bisa berenang wahai nelayan. Berarti Anda sudah kehilangan 100% hidup anda wahai tuan profesor karena anda akan mati tenggelam.

Akhirnya si profesor yang mencabut 90% hidup nelayan itu, kehilangan 100% hidupnya sendiri.

Remember The Sky Is High But Never Tells Its Altitude.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun