Â
Dikisahkan ada seorang profesor dalam bidang ilmu botani yang hendak melakukan penelitian di suatu pulau.
Hari itu langit mendung ditutup awan tipis sehingga cahaya matahari seperti kemera- merahan, hembusan angin menggoyangkan rumput-rumput, dan gemuruh ombak diantara bebatuan tepi pantai terdengar jelas bersama desiran angin.
Profesor itu berjalan di tepi pantai, Ia terlihat gagah dan tegak dengan memakai sepatu but nya. Setelah cukup lama berjalan Ia melihat seorang nelayan yang sedang melihat-lihat perahunya.
Si Profesor kemudian memanggil nelayan itu untuk mengantarnya ke pulau tempat Ia meneliti, nelayan itu kemudian datang menghampirinya.
Setelah si profesor menceritakan maksut dan tujuannya ke nelayan itu. Mereka pun bergegas naik ke perahu milik nelayan itu.
Berlahan perahu mereka meninggalkan pantai, langit semakin mendung, hembusan angin semakin kencang, dan ombak cukup tinggi.Â
Setelah cukup jauh meninggalkan tepi pantai profesor bertanya kepada nelayan. Apakah anda mengerti ilmu botani wahai nelayan? Nelayan itu menjawap dengan tatapan penuh tanya, Aku tidak mengerti tuan profesor. Anda kehilangan 30 % hidup anda karena tidak mengerti ilmu botani wahai nelayan, ujar profesor kepada nelayan itu.
Tidak lama kemudian profesor bertanya lagi, apakah anda mengerti ilmu biologi wahai nelayan? Aku tidak mengerti wahai tuan profesor, jawab nelayan dengan raut wajah sedih. Anda kehilangan 30 % lagi kehidupan anda wahai nelayan, kata profesor.
Tidak terasa mereka sudah melewati separoh dari perjalanan mereka, Dengan bangganya si profesor menceritakan kehebatannya dalam bidang botani. Sedangkan nelayan itu hanya terpaku dalam diam, raut muka sedihnya tidak dapat Ia tutupi.
Profesor itu kembali bertanya. Wahai nelayan apakah engkau mengerti ilmu fisika? Aku tidak pernah sekola wahai tuan profesor, aku tidak mengerti apa yang tadi tuan tanyakan kepadaku. Dengan nada sombong perofesor itu mengatakan, Anda kehilangan 90% hidup anda karena tidak mengerti ilmu botani, ilmu biologi dan ilmu fisika.