Mohon tunggu...
Keke Utara
Keke Utara Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mari lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seberapa Besar Peran Seragam Sekolah Terhadap Putusnya Sekolah Anak Bangsa?

27 Januari 2014   19:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhir tahun 2013, saya jadi fasilitator kegiatan camping untuk salah satu sekolah swasta di Kota Bandung. Karena ini, saya harus dateng ke sekilahnya untuk ngurus beberapa hal. Dan fakta yang saya liat, muridnya ga pake seragam. Mereka sekolah dengan seragam bebas, walau kadang mereka pake di hari-hari atau agenda tertentu. Tapi intinya mereka bisa sekolah tanpa seragam, mereka juga bisa nentuin standar pakaian sopan untuk di pakai ke sekolah. Masalah kepintaran, mereka pintar, cerdas, kritis. Ga pake seragam ga buat mereka bodoh.

Ada yang bilang ke saya, kalau seragam ini sebagai penetralisir agar anak miskin dan kaya terlihat sama. Apa efektif? Bukannya lebih efektif jika memperbaikin pola fikir anak kaya agar tidak meyombongkan diri dengan pakaian mereka, dan anak miskin bisa menguatkan diri dan berlapang dada agar bisa menyikapi perbedaan dengan bijaksana? Ini akan lebih efektif.

Fakta lain, kadang seragam menjadi permainan oknum guru, sama seperti buku. Koperasi sekolah juga digunakan sebagai lahan bisnis oknum-oknum guru. Dari tiap lembar seraga dan 1 eksemplar buku, mereka mendapat keuntungan + bonus dari produsen jika barang terjual dalam jumlah banyak. Kenapa bukan berjuang agar buku atau seraga ini bisa di dapat siswa dengan harga semurah mungkin?

Akhirnya, seberapa besar peran seragam sekolah terhadap kecerdasan anak bangsa? Atau saya rubah, seberapa besar peran seragam sekolah terhadap putusnya sekolah anak bangsa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun