Mohon tunggu...
Gilang Mahadika
Gilang Mahadika Mohon Tunggu... Penulis - Social researcher

Graduate Fellow ARI-NUS (Asia Research Institute, National University of Singapore), AGSF (Asian Graduate Students Forum) 2021| Anthropology | Interested in Southeast Asian Studies

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Maut Hitam dan Kemurkaan Tuhan" Pandemi di Abad Pertengahan

16 Mei 2020   12:28 Diperbarui: 16 Mei 2020   14:07 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun demikian, membaca wabah yang muncul di abad pertengahan ini yang kemudian memicu sebuah gerakan revolusioner kebudayaan dan memasuki abad pencerahan nantinya, sebuah keilmiahan menjadi suatu yang dibanggakan. Ilmu kedokteran akhirnya muncul sebagai ilmu klinis yang menentukan struktur rasionalitas (Foucault, 2003: xviii), dan hingga pada hari ini di abad ke-21 kita masih mengembangkan aspek keilmiahan.

Sektor kesehatan dalam menangani pandemi korona saat ini menjadi tanda perbedaan pola berpikir manusia dengan abad pertengahan. Masyarakat yang hidup di abad pertengahan tidak berpikir seperti masyarakat saat ini, sehingga ini adalah sebuah momen perubahan yang luar biasa dari perkembangan manusia, seperti dapat melihat tengkorak tanpa harus membedahnya terlebih dahulu, atau menentukan apabila orang positif korona dengan teknologi mutakhir. Namun, apa yang perlu digarisbawahi saat ini adalah masa depan dari wabah, tidak hanya korona saja, melainkan seperti wabah pes yang terjadi di abad pertengahan dapat kembali muncul dan resisten terhadap antibiotik, dan ancaman tersebut dapat kembali muncul di masa depan, sehingga harapannya dari kompleksitas sumber data yang telah dikumpulkan tersebut dapat membantu dunia kesehatan dalam menentukan skenario terhadap penyakit pandemi di masa yang akan datang (Green, 2014: 20).

Referensi

Bateson, Gregory. 1977. Steps to An Ecology of Mind. New York: Ballantine Books. 

“Black Death”. https://www.history.com/topics/middle-ages/black-death. Diakses pada Mei 16, 2020.

Boehnert, Joanna. 2018. Design, Ecology, Politics: Towards the Ecocence. London: Bloomsburry Academic.

Colet, dkk. (2014).The Black Death and Its Consequences for the Jewish Community in Tarrega: Lessons from History and Archaelaogy. dalam Pandemic Disease in the Medieval World: Rethinking the Black Death, Vol. 1, Medieval Press, The Medieval Globe, page 63-94.

Foucault, Michel. 2003. The Birth of the Clinic. London: Routledge Classiscs.

Gobel, Eric A. 2017. Liturgical Procession in the Black Death. Vol, 9, Issue 2, Spring 2017, Article 5, Western Michigan University, pg 32-46.

Green, Monica. H. 2014. Editor’s Introduction to Pandemic Desease in the Medieval World: Rethinking the Black Death. dalam Pandemic Disease in the Medieval World: Rethinking the Black Death, Vol. 1, Medieval Press, The Medieval Globe, page 9 – 25.

Green, Monica. H. 2014. Taking “Pandemic” Seriously: Making the Black Death Global. dalam Pandemic Disease in the Medieval World: Rethinking the Black Death, Vol. 1, Medieval Press, The Medieval Globe, page 27– 41.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun