Dalam konteks tulisan saya ini, laki-lakilah biang keroknya. Popularitas membuat musisi yang lagi ngetop itu menjadi durjana pemetik bunga. Bahwa keterkenalan itu menjadi akses, saya setuju. Tapi kalau kemudian akses itu ternyata “jebakan betmen” untuk sekadar bersenang-senang dan kemudian “bangga” berkata-kata: “Gue Rockstar Sejati!” saya harus bilang, ada yang salah dengan konstruksi otaknya alias korsleting.
Kalian termasuk musisi korsleting juga?
#artikel ini juga dimuat di blog pribadi: airpuithku.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H