Mohon tunggu...
Ima Rochmawati
Ima Rochmawati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - lihat.dengar.rasa.laku

Blogger dan Penikmat Seni https://www.matakubesar.com http://matakubaca.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sembuh Gerd Akibat Psikosomatik

31 Juli 2019   23:16 Diperbarui: 21 April 2021   18:52 4759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu saya melakukan dua pengobatan, terapi obat untuk lambung dengan menggunakan antasida dan berobat masalah psikiatri dengan mengonsumsi obat khusus.

Awalnya saya cemas (lagi-lagi cemas) karena takut obat itu bisa membuat saya ketergantungan dan merusak organ tubuh saya.  Seseorang pun pernah memberi saran, sebaiknya saya berhenti makan obat karena obat stress itu adalah ibadah (shalat, doa, baca quran).  

Langkah itu benar, tapi seperti halnya penyakit yang lain, ketika kita batuk berarti harus makan obat agar batuknya sembuh sebagai bentuk ikhtiar bagian jawaban dari doa.  Meski awalnya agak terganggu, saya fikir dokter psikiatri itu dia belajar bertahun-tahun, artinya banyak sekali yang dipelajari.  

Obat itu juga ada diciptakan karena untuk menolong orang agar sembuh.    

Di awal pengobatan, dokter mengatakan bahwa saya harus mengonsumsi obat tersebut hingga 6 bulan tidak boleh putus. Kalau putus atau berhenti tanpa petunjuk dokter akan kambuh lagi.  

Itu yang saya lakukan beberapa tahun ke belakang, berhenti berobat tanpa petunjuk dokter.  Sampai akhirnya saya pun kembali ke Feskes 1, menceritakan masalah saya sehingga mendapat surat pengantar untuk Dokter Psikiatri. 

Berbulan-bulan saya mengonsumsi obat anti depresi sampai mendapatkan lambung perlahan-lahan kembali nyaman. Dokter psikiatri pun sangat menyenangkan, selain memberi obat, beliau memberi analisa ilmiah dari setiap masalah yang saya ungkapkan dan situasi yang saya hadapi.  

Lega rasanya bisa banyak cerita tanpa merasa bersalah, tanpa ada anggapan mengeluh dan anggapan negatif lainnya. Sangat mencerahkan dan membuat semangat hidup kembali tumbuh. 

Selain mengonsumsi obat rutin dan mengeluarkan unek-unek ke dokter (ini bikin lega banget).  Dokter memberi tahu, bahwa kunci utama sembuh bukan dari obat.  Tapi persentase terbesar dari diri sendiri. 

Dari clue atau kata kunci dokter ini saya jadi semangat untuk disiplin memperbaiki gaya hidup dan menyusun jadwal harian yang wajib saya lakukan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.  Saya buat kegiatan harian sehat agar sembuh dari psikosomatik dan Gerd, diantaranya:

  • Begitu bangun tidur, saya tersenyum sambil banyak-banyak bersyukur.  Misalnya, alhamdulillah saya bangun, anak-anak sehat, suami sehat, tubuh saya sehat.  Lalu menuju cermin lalu tersenyum dan menyapa diri sendiri.
  • Setiap beres shalat dan beres berdoa, saya mengaji beberapa ayat berikut memahami artinya.  Langkah ini membantu saya semakin tenang dan mendapat jalan yang memudahkan dari arah yang tidak diduga-duga.
  • Streching
  • Antar anak sambil jalan kaki
  • Olah raga ringan seperti senam dan yoga
  • Olah nafas, meditasi, mengingat-ingat hal yang menyenangkan.   Cara ini membuat pikiran jadi tenang dan lebih fokus. 
  • Minum air putih hangat.  Kemana-mana saya selalu bawa yumbler isi air putih. 
  • Makan-makanan yang segar (sayur kukus, sup sayur ayam, mengurangi gorengan dan makanan yang memicu gas)
  • Makan buah segar setiap hari
  • Baca buku
  • Memaafkan orang-orang yang pernah menyakitkan hati.  Kadang-kadang ingatan situasi yang menyakitkan muncul tiba-tiba.  Perasaan hati menjadi buruk dan ada nyeri.  Baik perlakuan langsung, kata-kata, obrolan di belakang kita hingga penolakan dari orang-orang.  Ketika saya memaafkan, hati dan tubuh saya terasa lebih ringan, lepas.  Berbagai luka yang mengakar, tertanam di hati dan menjadi beban.  Mendadak hilang dan rasanya lebih lega.  Seolah membuang racun yang sudah bertahun-tahun menempel dan berkarat. 
  • Keluar dari lingkungan grup whatsapp dengan pembicaraan yang menimbulkan toxic dan mengganggu pikiran.

Cara-cara ini membantu saya mengalami hidup saya banyak perubahan ke arah yang lebih baik.  Tidak mudah tapi saya bertekad ingin sehat dan sembuh.  Selain hati dan pikiran lebih ringan, tubuh khususnya lambung terasa membaik sehingga bisa beradaptasi lagi dengan beragam makanan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun