Mohon tunggu...
Didit dit
Didit dit Mohon Tunggu... Guru -

mensyukuri hidup dengan cara menjalaninya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Heboh Dangdut di SMAN 5 Tangerang Selatan

14 Maret 2016   10:51 Diperbarui: 14 Maret 2016   11:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu hal lain yang membuat saya prihatin adalah informasi dari beberapa siswa yang mengatakanSMA N 5 tidak pernah memberikan dukungan semasif itu kepada siswa-siswa lain yang berprestasi. Saudara saya yang sekolah di sana punya teman yang punya prestasi olahraga yang baik, berkali-kali ikut kejuaraan berbagai tingkat, tapi tidak pernah SMA N 5 Tangsel memberikan dukungan sebesar itu kepadanya. Tidak terlihat dukungan yang layak pula untuk siswa-siswi SMA N 5 Tangsel yang ikut OSN beberapa pekan yang lalu.

Apakah memang begini pola pikir masyarakat kita? Sepertinya semuanya sudah jungkir balik. Di masa media berkreasi tanpa dibatasi dan diawasi dengan baik seperti saat ini, seseorangakandianggap baik oleh masyarakatapabila berhasil masuk TV dan berpendapatan milyaran. Acara TV yang menarik bagi masyarakat kita adalah acara yang glamor, acara musik yang tak membicarakan musik, lucu-lucuan yang kampungan, dan sinetron yang jalan cerita serta akting pemerannya kurang bermutu.Tak heran masyarakat kita lebih mengenal seorang siswi kelas 10 yang ikut acara dangdut di TV nasional, daripada Joey Alexander yang masuk nominasi Grammy, atau Gilbert dan Gomos parulian yang diundang NASA atas karya fenomenal mereka.

Kalau masyarakat awam yang pendidikannya pas-pasan punya pola pikir seperti itu saya masih bisa tahan, tapi Kepala Sekolah, guru, para pemangku lembaga pendidikan?

Duh Gusti, bagimana bisa para guru yang tugas utamanya mendidik, justru menggiring anak didiknya untuk mendukung acara yang tidak mendidik? Seorang guru yang seharusnya tahu bahwa seseorang dinilai berdasarkan ilmu, akhlak dan ketakwaannya, malah ikut berjoged ria dalam acara yang entah di mana letak ilmu, akhlak dan ketakwaannya? Bagaimana kita bisa tahan melihat yang demikian?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun