[caption id="attachment_340649" align="aligncenter" width="300" caption="Pijit di pinggir jalan (copyrights:DMW)"][/caption]
Bagaimana dengan para tuna netra anggota Yayasan Tuna Netra Swaybima yang tidak memiliki bakat musik? Tak ada masalah karena mereka memiliki talenta lainnya selain musik, yaitu memijit dan atau menyanyi. Mereka bisa menjadi apa dan siapa saja, tergantung situasi dan kondisi. Jika tidak ada job pijit, mereka akan turun sebagai anggota grup musik mulut atau acapela. Tapi jika pasien pijit tiba-tiba sudah pada mengantri, mereka akan segera turun melayani jasa mereka. Prinsipnya, kepuasan pelanggan harus diutamakan. Pernah suatu ketika, terdapat empat pasien pijit yang tiba-tiba datang secara bersamaan untuk dipijit, sementara tenaga yang ada tinggal dua orang. Lainnya sedang bermain music menghibur masyarakat. Akhirnya, Maniso yang sedang menabuh gendang dan Soni yang sedang bertindak sebagai MC langsung menghentikan aktivitasnya, dan beralih peran menjadi tukang pijit. Inilah kejadian nyata yang selalu kutemui di lapangan setiap minggunya. Berbagai kejadian ini kadang-kadang membuat trenyuh, tapi juga terkadang menggelikan. Tapi itulah mereka, hidup di dunia yang tak bisa kita raba kecuali ikut terjun melakoninya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H