Mohon tunggu...
Mata Hati
Mata Hati Mohon Tunggu... -

Menulis, berjalan, berlari adalah langkah hidup. Berharap sesuatu yang kecil-kecil dapat tumbuh dan berkembang menjadi besar. Sesuatu amalan dan perbuatan baik besar tidak akan ada tanpa sesuatu tindakan yang kecil. Menulis sesuatu yang tidak penting adalah tidak penting dan menulis sesuatu yang penting adalah penting.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terkait Penyanderaan Abu Sayyaf, Menhan: Pengusaha Pelayaran Wajib Taati Rute

26 Juli 2016   20:38 Diperbarui: 26 Juli 2016   20:43 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudumenekankan agar pengusaha pelayaran mematuhi dan mentaati rute pelayaran yangaman dan menjamin keselamatan bagi anak buah kapal (ABK) agar dapat terhindardari perompak Abu Sayyap. Penegasan dan pernyataan Menhan Ryamizard itusangatlah realistis dan mendasar. Sebab selama ini  pengusaha pelayaran mungkin saja tidakmematuhi jalur yang menjadi lokasi patroli TNI Angkatan Laut dan juga yangbiasa dilalui tim patroli Indonesia. 

Tentu saja. Berdasarkan pengalaman tersebutmenjadikan kita mengetahui dengan jelas bahwasanya pengusaha pelayaran ataupunkapal yang melalui jalur yang rawan pengamanan menjadi target santapan perompakataupun kelompok-kelompok seperti Abu Sayyap yang menjadikan penculikan sebagaiATM untuk meraup uang. 

Sudah semestinya dan seharusnya bilamanapangusaha pelayaran memahami dan mengetahui dengan pasti pentingnya mematuhidan mentaati rute pelayaran yang aman. Ini bukan hal yang sepele namunmenyangkut keselamatan WNI. Selama ini kita mengetahui ada beberapa lajur dibatas-batas lautan tertentu yang tidak terpantau secara pasti dan jelas. Sebab,lokasi lautan Indonesia yang berbatasan dengan sejumlah negara, dan itu yangmenjadi target kelompok Abu Sayyaf. 

Dengan luasnya wilayah lautan Indonesia. Yangberbatasan dengan sejumlah negara seperti Filipina, Malaysia, dan sejumlahnegara lainnya yang tidak mungkin dilakukan pengawasan dan pengamanan secaramenyeluruh. Sebab dalam pengamanan lautan dan patroli tersebut terbatas dalampengawasan pelayaran di jalur pelayaran. 

Sudah pasti. Dengan luas yang begitu besarlautan Indonesia, dibandingkan dengan daratan Indonesia. Ini mestinya menjadiperhatian yang jelas bagi pengusaha pelayaran. Bila tidak ditaati dan dipatuhitentu saja yang merugi adalah pengusaha pelayaran itu sendiri. 

Yang jelas. Pemahaman dan pengertian daripengusaha pelayaran tersebut demi untuk kebaikan dari industri pelayarantersebut. Sebab, bilamana tidak diperhatikan yang membayar uang tebusantentunya dari pengusaha itu sendiri. Ini yang harus diperhatikan dengan seksamadan jelas. 

Tentu saja. Masyarakat Indonesia menginginkanagar tidak terjadi lagi adanya upaya penyanderaan dari kelompok Abu Sayyaf. Sebab,bila adanya pemberitaan penyanderaan Abu Sayyaf masyarakat Indonesia, terutamakeluarganya akan was-was dan sangat khawatir akan keselamatan WNI yangdisandera Abu Sayyaf. 

Upaya dari pemerintah, termasuk PresidenJokowi, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan pihak-pihak terkait yangmembantu penyelamatan WNI yang disandera Abu Sayyaf patutlah kita berikanapresiasi yang positif. Ini merupakan hal yang penting bilamana masyarakatIndonesia mendukung upaya pemerintah untuk pembebasan sandera Abu Sayyaf. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun