Mohon tunggu...
Mata Hati
Mata Hati Mohon Tunggu... -

Menulis, berjalan, berlari adalah langkah hidup. Berharap sesuatu yang kecil-kecil dapat tumbuh dan berkembang menjadi besar. Sesuatu amalan dan perbuatan baik besar tidak akan ada tanpa sesuatu tindakan yang kecil. Menulis sesuatu yang tidak penting adalah tidak penting dan menulis sesuatu yang penting adalah penting.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

KSAD Buka-bukaan Soal Pengadaan Alutsista TNI

30 September 2013   22:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:10 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letjend TNI Budiman buka-bukaan soal pengadaan alutsista TNI. Dengan jelas dan terang Letjen Budiman mengungkapkan, sewaktu dia, yang saat itu menjadi Wakil KSAD, bersama KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo melihat adanya korupsi yang gila-gilaan. Termasuk di pemerintah pusat dan daerah yang korupsi, dan bila begini terus negara bisa hancur.

“Karena Itu sebabnya kami bersepakat, mau tidak mau, kami harus memulai dan memberi contoh dengan menghapus praktek tersebut. Urusan ada orang yang suka atau tidak, itu risiko,” kata Letjend Budiman, mengutip wawancara di Tempo, (30/9/2013), pekan ini.

Dalam wawancara tersebut, Budiman juga mengatakan,” dulu itu perencanaan pengadaan disusun dari informasi harga yang diberikan pengusaha.Ketika kami merencanakan pengadaan multiplelaunch rocket system (MLRS), itu dapatnya untuk satu batalion. Saya tanya apa tidak bisa harganya turun? Katanya tidak bisa. Begitu saya terlibat sendiri, pergi ke negara produsennya, ternyata dari harga penawaran pengusaha tadi kami bisa memperoleh dua kali lipat lebih banyak, yakni MLRS untuk dua batalion plus untuk pusat pendidikannya. Produsen itu malah menangis karena kami memesan langsung. Mereka merasa dihargai telah diberi kesempatan menentukan harga sendiri.Ternyata selama ini mereka hanya diatur oleh para perantara.”

Ia menjelaskan, pekan ini sudah datang dua unit tank Leopard dan tank Marder. Sekarang sedang proses pengecatan di Cakung supaya warnanya sesuai dengan keinginan TNI. Memang yang bisa TNI kerjakan sendiri akan dilakukan di sini agar murah.

Terkait pengadaan alat pertahanan ke depan, Letjen Budiman berkata, “itu nanti akan dirancang oleh tim yang tadi saya ceritakan. Jadi mereka tak hanya menyiapkan visi dan postur pertahanan, tapi juga doktrin, intelijen dan rencana pembelanjaan agar tepat. Jadi pengadaan tidak lagi ditentukan oleh pengusaha (broker), tapi oleh prediksi dan kebutuhan pada masa mendatang. Perencanaan ini harus tepat karena, setiap ekonomi Indonesia tumbuh minimal 5 persen. Pada lima tahun ke depan kami bisa membeli alat pertahanan sebanyak 1,5 – 2 kali lipat dari yang diperoleh pada pengadaan 2004-2009.”

Ia pun menjelaskan, dalam perencanaan awal untuk MBT Leopard itu hanya mendapatkan 44 unit. Namun Indonesia saat ini bisa memperoleh 54 unit Leopard 2 A4, 14 unit Leopard Revolution yang lebih modern, serta kendaraan pendukung untuk recovery, jembatan buatan dan Zeni penyapu ranjau.  Selain itu, kami mendapat 50 unit Tank Marder.  “Jadi, kalau dijumlah, kami mendapat hampir tiga kali lipat dengan uang yang sama.”

Ia menjelaskan, dirinya berhadapan dengan kekuatan-kekuatan besar yang merasa dirugikan. Banyak yang tidak menghendakinya tak naik jabatan.

Inilah buka-bukaan dari Letjen Budiman terkait pengadaan alutsista dalam negeri. Ini yang kita hargai dalam pengadaan alutsista dalam negeri. Dahulu kita ingat dengan banyaknya perantara yang mencoba mengambil keuntungan dengan pembelian alutsista. Namun, hal itu diungkap dengan terang benderang oleh KSAD terkait dengan diputuskannya mekanisme pelantara ataupun istilahnya rekanan dalam pembelian alutsista. Ini merupakan langkah maju dan berani yang dilakukan Letjen Budiman.

Saya pribadi telah mendengar setahun yang lalu. Yang melakukan lobi, dan melihat langsung Leopard di Jerman untuk melakukan negosiasi pembelian Leopard ditugaskanlah Letjen Budiman ke Jerman guna bernegosiasi terkait harga Leopard, dan hasilnya sungguh di luar dugaan. Awalnya, Indonesia diprediksi hanya akan mendapatkan 44 unit Tank Leopard, namun di luar dugaan dengan anggaran yang sama, TNI bisa mendapatkan lebih dari 100 Main Battle Tank (MBT) Leopard.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun