Alhamdulillah, memasuki minggu minggu akhir saat pemungutan suara Pilpres RI 9Juni2014 suasana mulai semakin menjadi tenang.Hal ini disebabkan karena menurunnya kegarangan(berpendapat)Â para pendukung Calon Presiden no2 yang dkenal dengan sebutan Jokowilover,khususnya yang sering ditunjukkan di atau pada media media social di internet.
Begitu juga hal nya dengan para kompasianer yang mendukung Capres no2 pun ikut terhanyut dengan rekan rekan mereka yang juga menjadi citizen journalizm pada media lainnya, yang jauh lebih tidak terkontrol dalam menuangkan pendapatnya yang diyakininya terbenar dari teman teman mereka yang berseberangan, yang terkadang sampai terlihat berubah seakan akan menjadi musuh,bahkan sampai membentuk geng geng an di socmed kompasiana ini.Foto atau gambar profil adalah yang paling mudah untuk bisa kita kenali, siapa atau digeng apa dia bercokol.
Angka 2 adalah yg paling banyak kita temukan dalam foto profil para kompasianer,ini menunjukkan betapa banyaknya para pendukung Joko widodo capres no 2 di socmed Kompasiana.Jarang atau sy belum pernah melihat ada lambang angka 1 pada foto profil kompasianer lainnya. Apakah mereka takut atau mereka lebih matang,dalam memposisikan dirinya sebagai seorang journalis atau seorang penulis. Saya yakin kalau divoting hasil nya seimbang! Kemungkinan kelebihan keunggulan 10 sampai 20% lebihnya banyak suara pendukung Capres no1 di kompasiana, ini tidak ada artinya,tetap semua masih boleh dianggap seimbang.
Kondisi tenang di socmed kompasiana karena menurunnya sepak terjang para Joklover, diduga oleh banyak ahli socmed ini dikarenakan waktu telah memasuki bulan puasa,tetapi banyak juga yang memperhitungkan penurunan eksyen para Jaklover ini karena mengikuti penurunan dari stabilitas citra pasangan capres no2.Gejala ini dilihat sebelum debat cawapres 29juni2014,dimana terlihat cawapres no2 nampak gugup, dengan pendapat pendapat yang kurang jelas, dalam menjawab pertanyaan baik dari moderator apalagi pertanyaan dari cawapres no urut 1.Ini tentunya akan mempengaruhi para pemilih menentukan pada calon mana yang nantinya akan membawa negara ini yang bisa mereka percayai, yang akhirnya pasti dapat menurunkan lagi citra pasangan capres ini.
Memang tempat yang paling ramai untuk perdebatan atau paling tepat perang urat syaraf dua kubu atau beberapa kubu yang bersaing adalah di media sosial internet ini. Sementara media sosial atau Socmed ini memang adalah milik mereka. Dalam arti masyarakat boleh membaca pendapat dan mengeluarkan pendapatnya disini.Kompasiana telah memposisikan dirinya pada jajaran atau pada iklim ini. Dalam media seperti ini, seperti tadi siapapun anggota masyarakat boleh ikut aktif menyampaikan opini atau berita.Termasuk admin/pengelolah media bisa ini ikut bermain disini,diera kebebasan pers/media massa.
Namun para pengelola media yang mengaku atau memposisikan dirinya sebagai socmed hanya boleh bermain dilapangan(namanya juga main,kalau dikamar he..he bisa saja selingkuh). Tidak boleh bermain di atau mempermainkan hal hal yang bertentangan atau hal hal(banyak) yang mengurangi kebebasan berbicara,bertentangan dengan UU,dan sejenisnya.Ini semua karena hasil perjuangan dan kesepakatan kita untuk mempunyai sistem press atau media massa yang bebas.
Selamat panjang umur(bukan ulang tahun) dan naik rating (harus) Kompasiana.. Terimakasih !
Foto from Google -Kenapa Capres no 2, selalu nampak menyeringai apabilah di shot kamera TV didalam acara debat Capres. Pesan apa yang ingin dia sampaikan.. ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H