Bung karno juga mengatakan bahwa sejak manusiahidup di dalam gua-gua dan rimba-rimba dan belum mengenal rumah, sejak "zaman Adam dan Hawa" kemanusiaan itupincang, terganggu oleh soal ini. Sehingga, mencerdaskan perempuan dan memberikan ruang partisipasi merupakan soal kemajuan suatu negara dan bangsa. Serta pula, memajukan masyarakat.
Hal ini juga akan menekan jumlah kasus yang masih banyak yang bias terhadap perempuan, baik dalam sosial, politik, ekonomi. Mereka kerap mendapat perlakuan kekerasan dan pelecehan. Sehingga hal ini pun juga harus mendapat dukungan berbagai elemen masyarakat untuk selalu memberikan ruang sebebas-bebasnya kepada kaum perempuan.
Dalam berbagai pemberitaan dan catatan penelitian contohnya, banyak ditemukan kasus kekerasan terhadap perempuan. Paling umum yang terjadi kekerasan di ranah personal dan berupa fisik, seperti KDRT dan kekerasan dalam pacaran. Sehingga hal ini menjadi problem yang perlu dibenahi bersama, agar kekerasan terhadap perempuan tak terulang lagi.
Dari hal itu, gunanya mendorong kaum perempuan untuk mencerdaskan diri, agar kaum perempuan tahu fungsinya di ranah publik dan mampu bersikap dengan pengetahuan yang ia miliki. Perempuan hari ini, harus mulai sadar bahwa dirinya punya harga diri yang sama dengan perempuan serta kaum lelaki lainnya. Kesempatan itu sangat terbuka lebar saat ini, dengan begitu perempuan mampu memperjuangkan hak beserta kewajibannya.
Kuncinya adalah mencerdaskan perempuan dan melatih mental keberanian perempuan untuk mengisi ruang publik dan tidak ragu bersaing secara kompetitif dengan laki-laki. Sebab betapa mundurnya perkembangan dunia ketika keterlibatan perempuan dalam membawa arus perubahan di ruang kebebasan ini, tidak dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh kaum perempuan.
Kesimpulannya yakni, saatnya perempuan menjadi penyeimbang, promotor, penggerak, serta aktor perubahan. Bagaimanapun, perempuan mempunyai peran yang krusial dalam kehidupan dunia. Perempuan adalah fondasi dari sebuah negara, tanpanya juga, sebuah negara dan bangsa tidak akan ada.
"Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai. (Nyai Ontosoroh, Dalam Buku Bumi Manusia, Pramodya Ananta Toer).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H