"Research has shown that reading for pleasure can make a huge difference to children - not only academically (even in subjects like maths) but also socially and emotionally."Â [cited from booktrust.org.uk]
Membesarkan anak tanpa smartphone terdengar mustahil di zaman sekarang. Dengan pertimbangan yang bijak, orang tua sangat mungkin menjadikan smartphone sebagai pematik semangat belajar anak.
Pada dasarnya, smartphone memberi banyak manfaat jika digunakan dengan bijak dan tepat. Pembatasan waktu dan jenis tontonan benar-benar harus masuk dalam daftar pertimbangan orang tua sebelum menyerahkan smartphone ke tangan anak.
Saya pernah melakukan sebuah eksperimen kecil pada anak. Sebelum menyerahkan smartphone, saya mensyaratkan anak agar membaca 1-2 halaman buku yang sudah disepakati bersama.Â
Selain membaca buku, saya memintanya untuk menulis apa yang telah ditontonnya di sebuah buku yang sudah dipersiapkan bersama. Tujuan awal agar anak tergerak untuk membaca buku dan terbiasa menulis setelah menonton. start small!
Ujicoba yang saya lakukan cukup efektif untuk membatasi jenis tontonan anak. Setiap kali anak mau menggunakan smartphone, saya membuat kesepakatan tetang durasi waktu dan jenis tontonan yang akan dipilih
Dengan pola seperti ini, anak lebih mudah diawasi dan bertanggung jawab akan pilihan yang dibuat sejak kecil. Jika anak ingin menonton video dengan durasi panjang, saya menambah halaman buku yang harus dibaca di awal.
Tentu saja anak memprotes persyaratan yang saya buat. Kadang ia membujuk saya agar jumlah halaman tidak terlalu banyak. Sesekali saya menyetujuinya dengan kesepakatan lain, yaitu menambah jumlah kata yang harus ditulis di akhir tontotan.
Seiring waktu, anak lebih mudah untuk diajak membaca buku. Walaupun memang aturan yang disepakati terkadang harus disesuaikan dengan keadaan anak.Â
Karena sudah terbiasa untuk membaca sebelum menonton, saat ini anak saya sudah mau membaca minimal satu buku sebelum saya bolehkan menonton video favoritnya. Alhamdulllah!
Melarang anak menggunakan smartphone dengan membiarkan mereka tanpa kegiatan bukanlah pilihan bijak. Orang tua bisa menjadikan smartphone sebagai alat untuk memicu minat belajar, terutama membaca buku.
Tapi, buatlah kesepakatan yang wajib dipatuhi oleh anak. Misalnya, jenis tontotan atau game apa yang boleh diakses, waktu yang diijinkan, dan 'imbalan' dari penggunaaan smartphone.Â