Kehadiran teknologi telah merubah pola interaksi orang tua dan anak. Banyak penelitian memaparkan fakta mengejutkan bagaimana teknologi berdampak pada penurunan fungsi kognitif.Â
Minat baca anak erat kaitannya dengan pola interaksi orang tua. Gaya asuh dengan intensitas paparan smartphone mengalihkan perhatian anak pada hal-hal yang 'negatif'.
Memberikan smartphone pada anak menunjukkan sebuah tindakan ceroboh. Buruknya lagi, beberapa orang tua memberi keleluasaan penuh pada anak dengan menyerahkan smartphone begitu saja.
Saat mengajak anak makan di luar dua hari yang lalu, saya menyaksikan dua orang anak memegang smartphone. Keduanya masih berumur 6 dan mungkin 8 tahun. Mereka berjalan sambil melihat ke layar tanpa menghiraukan orang lain di sekitar.
Di beberapa kesempatan yang lain, saya sering menemukan anak di bawah 10 tahun makan sambil memegang smartphone. Orang tua mereka juga terlihat sibuk dengan smartphone di tangan.Â
Anak kehilangan momen terbaik bersama orang tua. Smartphone mengambil alih dunia anak dalam genggaman layar. Sebuah fenomena unik di hampir rata-rata sudut tempat.
"Ketika anak-anakmu tumbuh, mereka mungkin melupakan apa yang kamu katakan, tetapi tidak akan melupakan bagaimana kamu membuat mereka merasa." - Kevin Heath
Anak tumbuh dengan keterlibatan emosi. Orang tua yang tak berinteraksi dengan anak kehilangan momen penting bersama anak.Â
Umur 1-3 tahun seorang anak merekam apapun yang dirasa. Tanpa berinteraksi dengan anak, orang tua sejatinya sedang membangun jurang pemisah. Jurang itu hadir dari pembiaran dan kebodohan orang tua menyerahkan smartphone kepada anak.Â
Kedekatan orang tua dan anak hadir melalui ikatan emosional. Smartphone mengambil alih peran orang tua, sehingga ikatan emosional lenyap seketika.Â
Membaca Buku tanpa Smartphone
Jika anda ingin melahirkan seorang pembaca, maka jauhkan smartphone dari anak. Itulah langkah awal yang mesti dilakukan. Jika anak telah terpapar smartphone, emosi terganggu dan fokus melemah.Â