Tahap paling penting melahirkan generasi pembaca adalah memberi contoh pada anak. Kesadaran akan manfaat membaca perlu terlebih dahulu dipahami orangtua.
Aktivitas membaca buku bersama anak memberi manfaat luar biasa pada otak. Selain peningkatan pada fungsi kognitif, aktivitas membaca dapat mempercepat koneksi neuron dalam otak.Â
Membaca buku dapat dilakukan sejak anak berumur 2-3 bulan. Jenis buku bergambar memberi stimulasi aktif pada otak anak. Walau anak belum mampu berbicara, kata-kata yang diulang berkali-kali lewat bacaan tersimpan otomatis di memori otak.
Input dari membaca sejak dini terlihat saat anak mulai mampu berbicara. Kegiatan membaca buku dalam rumah juga membentuk bonding (kedekatan) antara orangtua dan anak secara alami.Â
Penelitian membuktikan bawah bonding yang terbentuk saat kecil berefek pada emosi anak di waktu besar. Kedekatan emosional anak-orangtua menciptakan koneksi neuron lebih baik dibanding anak-anak yang jarang menghabiskan waktu bersama orangtua lewat bacaan.Â
Aktivitas membaca ketika anak masih kecil memungkinkan orangtua membangun emosi positif pada anak. Stimulasi gambar dan gestur tubuh serta mimik wajah ketika membaca menghadirkan pengalaman berharga di otak anak.
Letakkan anak di pangkuan dan tunjukkan gambar di buku dengan menyebutkan kata yang tertera pada halaman. Anak di umur 0-12 bulan membutuhkan buku dengan gambar cerah.Â
Fokus membaca pada anak di bawah 12 bulan bukan pada banyaknya buku. Caranya cukup dengan memperbanyak mengulang kata dengan intonasi berbeda dan tujukkan mimik wajah ketika membaca.Â
Jangan terlalu cepat beralih ke buku lain. Fokus pada satu buku dan biarkan anak mengeksplorasi halaman buku dengan memegangnya sambil membolak-balik. Usahakan untuk memilih jenis buku cardboard.
Koneksi neuron di otak anak sebagian besar terjadi dari sentuhan tangan. Jadi, biarkan anak bermain dengan buku. Buku dengan halaman tebal sejenis cardboard sangat aman bagi anak di rentan umur 0-12 bulan.
Pilih waktu terbaik untuk membaca buku bersama anak. Durasi membaca bisa disesuaikan dengan waktu yang dimiliki orangtua. Intinya bukan pada kuantitas bacaan, melainkan kualitas waktu yang dihabiskan bersama anak saat membaca buku.Â
2. Mengunjungi Pustaka