Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Scarcity Mindset Penghambat Segala Hal

4 Januari 2025   23:32 Diperbarui: 4 Januari 2025   23:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2024 memberi kesan istimewa bagi saya. Setelah mengecek kembali daftar riwayat pembelian buku, ada lebih dari 20 buku yang terbeli. Diantara sekian banyak buku tersebut, hanya lima yang sudah saya tamatkan.

Sebagian buku yang saya beli berasal dari referensi tontonan berupa podcast. Sayang rasanya jika tidak menulis apa yang telah kita baca. Apalagi jika apa yang dibaca bermanfaat untuk disebarkan ke orang banyak. 

Satu buku yang baru saya tamatkan berjudul Manifest ditulis oleh Roxie Nafousi. Isinya sangat bagus untuk dipahami, terkhusus bagi orang-orang yang suka berpikir negatif. 

Dalam bukunya, Roxie menulis tentang cara kerja pikiran. Kesuksesan seseorang sangat ditentukan oleh cara berpikir. Pun sebaliknya, masa depan yang curam juga disebabkan pola pikir negatif. 

Ucapan seperti "saya tidak mungkin mampu membeli rumah", "saya selalu sial", "hidup saya penuh kesedihan" adalah contoh ucapan negatif yang sebaiknya dihindari.

Apa yang kita ucapkan dengan sadar menggerakkan pikiran bawah sadar untuk membenarkannya. Jadi, ucapan negatif menarik tindakan negatif. Sedangkan ucapan positif menggerakkan perbuatan positif. 

Kenapa banyak yang gagal berhenti merokok?

Jawabannya boleh jadi karena mereka selalu berkata "mustahil bisa berhenti merokok". Sebagaimana yang sering kita dengar, ucapan adalah doa. Apa yang kita ucapkan akan kembali pada diri kita.

Roxie menjelaskan dua tipe orang, yakni scarcity mindset dan abundance mindset. Mereka yang selalu takut kehilangan masuk pada golongan scarcity mindset, sementara golongan abundance mindset tidak pernah pernah iri dengan keberhasilan orang lain.

Scarcity mindset dapat dipahami sebagai pola pikir terbatas. Artinya, golongan ini gampang iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Bagi mereka, segala sesuatu di dunia ini terbatas. Alhasil, mereka takut jika tidak kebagiaan. 

Abundance mindset menganggap apa yang ada di dunia berlimpah. Semua orang bisa mendapatkan apa yang diinginkan asalkan berusaha. Mereka tidakmudah takut kehilangan dan tidak mudah iri pada apa yang dimiliki orang lain.

Kedua pola pikir ini mengarahkan orang pada tindakan berbeda. Orang dengan pola pikir terbatas sangat gampang takut tidak mendapat pekerjaan, tidak kebagian uang, atau masa depan buruk.

Hal ini bertentangan dengan pola pikir berlimpah yang penuh dengan keyakinan tentang apapun. Baik itu pekerjaan, uang, dan masa depan yang cerah. 

Pikiran memancarkan energi ke alam semesta. Semesta menangkap energi dari hasil pikiran. Apabila seseorang berpikiran buruk, maka semesta mendatangkan keburukan padanya. 

Ibaratnya seperti melempar bola ke dinding yang kemudian kembali pada yang melempar. Pantulan dari ucapan tergantung dari apa yang diucapkan. 

Perhatikan orang-orang yang suka mengeluh. Hidupnya penuh masalah. Energi negatif kembali padanya karena haikatnya apa yang diucapkan adalah sesuatu yang dipercaya oleh pikiran bawah sadar. 

Joseph Murphy dalam bukunya berjudul The Power of your Subconscious Mind menjelaskan dengan gamblang bagaimana pikiran bawah sadar seseorang bekerja. 

Pikiran menjadi gerbang awal masa depan. Segala sesuatu yang dipikirkan berdampak pada kenyataan yang menghampiri. Kesulitan mendatangkan kesulitan dan kemudahan mengundang kemudahan.

Intinya, jangan mudah berkata negatif karena apa yang kita ucapkan dan pikirkan akan kembali pada kita. Pun sama dengan sesuatu yang kita berikan, suatu hari juga kembali pada kita walaupun dalam wujud berbeda. 

Alam semesta mengalirkan energi berdasarkan apa yang kita pikirkan. Semakin baik kualitas pikiran kita, semakin baik kualitas hidup yang kita rasakan. 

Kenapa orang-orang dengan pikiran buruk selalu tertimpa kesialan?

Ya, karena mereka rajin memancarkan energi negatif. Cobalah sesekali amati orang-orang yang mudah senyum pada orang lain. Hidup mereka penuh dengan keberuntungan. Begitulah alam semesta bekerja sesuai apa yang kita pikirkan. 

Bukankah lebih baik selalu bersyukur dan merasa senang dengan apa yang dimiliki orang lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun