Tata tertib parkir di Indonesia masih belum dipahami dengan baik. Pemandangan mobil parkir sembarang mudah dinikmati dimana saja. Rasa tanggung jawab hanya terukir pada orang-orang dengan kadar literasi mumpuni.
Dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia, aturan di Indonesia seringkali berfungsi sebagai pajangan semata. Banyak orang yang mampu membaca, tapi sulit menaati peraturan.
Suatu saat di musim semi tahun 2009, saya diajak oleh seorang dosen untuk menginap di rumahnya. Disana saya belajar tentang budaya Amerika secara langsung.
Saya melihat langsung kesadaran penduduk ketika berlalu lintas di Amerika. Mereka benar-benar menaati aturan karena denda yang diterapkan jumlahnya mampu memberi efek jera bagi pelanggar.
Bahkan, di kawasan pinggiran kota tanpa lampu lalu lintas, warganya sangat berhati-hati ketika melewati persimpangan. Semua tunduk pada aturan yang sama. Siapapun yang melanggar wajib membayar denda, walaupun ia seorang polisi lalu lintas.Â
Jalanan di Amerika dilengkapi petunjuk. Jika parkir sembarangan, bersiaplah untuk membayar denda yang besar. Rata-rata jalan di Amerika cukup luas. Mudah saja kalau ingin memarkirkan mobil di sudut jalan. Tentu saja itu bukan pilihan tepat!
Ketika berjalan kaki di komplek perumahan warga, saya melihat mobil-mobil terpakir rapi. Uniknya, aturan parkir di Amerika berbeda antar tempat. Menurut penjelasan dari warga Amerika, di beberapa tempat dibolehkan parkir di area jalan tanpa mengganggu orang lain.Â
Bagi warga Amerika, mobil adalah transportasi utama yang diandalkan. Wajar saja jika satu rumah bisa memiliki 3-5 mobil, tergantung jumlah anggota keluarga. Intinya, setiap rumah pasti memiliki satu mobil.
Harga mobil bekas di Amerika sangat terjangkau. Jadi, mobil sudah menjadi kebutuhan layaknya makan. Warga Amerika berbelanja seminggu atau dua minggu sekali dengan barang belanjaan memenuhi mobil.Â
Walmart menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan harga murah. Semua kebutuhan rumah tangga berada dalam satu tempat. Tempat parkir yang disediakan sangat luas dan hampir tidak ada yang namanya antrian parkir.Â
Intinya, setiap bangunan di Amerika dilengkapi parkiran memadai. Aturan parkir jelas dan mudah untuk diikuti. Tiket parkir bervariasi antar tempat dengan metode pembayaran yang jelas.Â
Pemerintah tidak hanya menyediakan tempat yang layak, tapi juga menetapkan mekanisme dan aturan parkir terbaik. Jangan coba-coba jadi tukang parkir di Amerika. Ga bakalan laku. hehe.Â
Dengan sistem yang baik, setiap orang mudah menaati peraturan dan takut melanggar aturan. Denda yang diberlakukan berlaku tanpa pandang bulu. Mau pejabat sekalipun, kalau melanggar akan ditilang dan wajib bayar denda.
Bayangkan saja jika harus membayar biaya derek mobil yang bisa mencapai ratusan dolar. Ditambah dengan berkurangnya poin pada surat ijin mengemudi. Hanya orang bodoh yang mau melanggar aturan parkir di Amerika.
Di beberapa tempat, keterangan waktu parkir ditandai dengan tiang-tiang berwarna. Misalnya, tiang berwarna biru membolehkan parkir 5-10 jam. Jika kelewatan, maka bersiaplah membayar denda.Â
Nah, metode seperti ini cukup adil memberi jatah parkir bagi semua orang yang membutuhkan lahan parkir. Ngak ada istilah parkir seenaknya di Amerika. Mau berduit atau tidak, aturanya tetaplah sama.Â
Di kota Columbia tempat saya menetap dulunya, ada empat jenis tiang parking (parking meter). Biru, hijau, silver, dan merah. Tiang merah hanya boleh parkir 30 menit.Â
Pemberian warna pada tiang parkir memudahkan orang untuh menyesuaikan. Kalau perlu lama, carilah tiang biru. Sedangkan tiang hijau diijinkan untuk parkir selama 2 jam, sementara silver hanya 1 jam.Â
Mau pura-pura bodoh saat dikenakan tilang? itu hal MUSTAHIL terjadi di Amerika. Pemerintah sudah mengatur semua aturan parkir di setiap negara bagian. Aturan parkir dijalankan oleh Parking Divisions di setiap kota di negara bagian Amerika.
Jalanan di Amerika sangat nyaman dan aman dilalui oleh semua jenis transportasi. Jalur sepeda ditandai dan diberi batasan jelas. Semua menghargai orang lain tanpa mendahului apalagi mengambil hak berlalu lintas di tempat umum.
Pejalan kaki diperlakukan lebih baik. Mobil akan berhenti seketika saat pejalan kaki ingin menyebrang jalan. Semua paham aturan dan mengedepankan keselamatan pengendara. Setidaknya itu yang saya rasakan selama berada disana, baik di kawasan kota atau pelosok.Â
Dari pengalaman tersebut, saya memahami bahwa aturan berlalu lintas mesti diciptakan untuk kemaslahatan pengendara. Artinya, aturan bukan sebatas tulisan atau pajangan. Yang lebih penting adalah mendidik warga negara untuk taat aturan.
Oleh karenanya, area parkir disediakan untuk memberi kenyamanan warga negara. Setiap bangunan dan tempat pembelanjaan harus memenuhi standar guna menfasilitasi area parkir yang memadai.Â
Sama halnya area perumahan yang padat. Aturan parkir sewajarnya diberlakukan dengan sistem yang baik. Tata kota didesain dengan konsep ramah parkir dan sistem parkir dikelola dengan baik.Â
Kita membutuhkan divisi pengelolaan parkir yang baik. Biaya parkir harus rasional dan tidak memberatkan penduduk. Setiap kota sewajarnya memiliki aturan parkir yang memudahkan warganya.Â
Mungkinkah Indonesia menerapkan sistem parkir layaknya Amerika?
Mari berbenah untuk kemajuan bangsa!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H