Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Lenyapnya Bahasa Indonesia karena Latah Berbahasa Inggris

19 November 2024   15:20 Diperbarui: 19 November 2024   19:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesalahan kata serapan bahasa Inggris|sumber:freepik.com

Banyak kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari serapan bahasa Inggris. Namun, beberapa diantaranya seringkali digunakan dengan keliru. 

Sebagai contoh, kata healing telah mengalami pergeseran makna ketika digunakan oleh khalayak ramai. Terkhusus mereka yang tidak memahami konteks makna kata dalam kalimat. 

Sumber:Dictionary.cambridge.org
Sumber:Dictionary.cambridge.org

Dalam konteks bahasa Inggris, healing diartikan sebagai sebuah proses penyembuhan luka. Makna lainnya adalah penyembuhan dari situasi yang sulit berbentuk pengalaman trauma, stres atau semisalnya. 

Nah, ketika kata healing masuk ke Indonesia, proses penyembuhan terkesan unik. Mungkin healing yang dimaksud sebagian besar orang Indonesia adalah menyembuhkan stres dari jenuh dan penatnya kehidupan. 

Seorang teman penutur asli dari Amerika sempat tersenyum ketika membahas pemakaian kata healing yang didengarnya. Healing yang acapkali dipakai orang Indonesia keluar dari kaedah makna harfiah.

Kadangkala orang Indonesia begitu latah menggunakan istilah dalam bahasa Inggris. Banyak yang asal ikut-ikutan dan mempopulerkan kata atau istilah yang penempatannya malah menyesatkan.

Contoh lainnya juga mudah kita jumpai pada papan-papan atau spanduk di jalanan. Di sebuah desa, pada gerbang masuk tertulis "well come". Tentu saja yang dimaksud adalah welcome. 

Di kesempatan lain, saya pernah menemukan terjemahan-terjemahan yang keluar dari konteks makna sebenarnya. Di dinding-dinding sekolah, kata-kata mutiara malah terkesan dipaksakan.

Tujuannya untuk memotivasi, tapi berakhir sebagai sebuah transaksi bahasa yang keliru. Ya, ini sangat sering terjadi karena menerjemahkan kata menggunakan google translate tanpa validasi terlebih dahulu.

Mari kita melihat contoh lain pada penggunaan kata daster dalam bahasa Indonesia yang sering diterjemahkan sebagai baju rumahan bagi wanita. Dalam bahasa Inggris disebut duster dress. 

duster dress|https://www.walmart.com
duster dress|https://www.walmart.com

Kamus Oxford mendefinisikan duster sebagai berikut: a woman's loose, lightweight full-length coat without buttons, of a style originally worn in the 1920s when traveling in an open car.

Sederhananya kita memahami duster sebagai tipikal pakaian longgar yang ringan tanpa kancing. Merujuk pada KBBI, das*ter adalah kata benda yang bermakna gaun yg sengaja dibuat longgar untuk dipakai di rumah.

Setidaknya kata daster tidak bergeser jauh dari makna yang sebenarnya. Hanya berbeda pada penulisannya saja. Meskipun demikian, banyak kata-kata serapan bahasa Inggris lain dipertontonkan di area publik.

Semoga saja kita lebih berbangga hati memakai bahasa Indonesia ketimbang berlatah ria mempopulerkan kata yang membingungkan. Tidak semua kata dalam bahasa Inggris layak diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Jika memang tidak cocok, kenapa harus dipaksakan. Bukankah lebih baik menulis dengan istilah bahasa Indonesia? alih-alih mempopulerkan bahasa inggris, kenapa tidak menghidupkan peribahasa sendiri yang sudah lenyap ditelan bahasa asing. 

Mulailah membangun kecintaan berbahasa Indonesia di area publik. Daripada menuliskan istilah dalam bahasa Inggris, cukup selipkan bahasa Indonesia agar semua orang mudah memahami. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun