Tapi, fitnah itu bisa jadi benar. Ah, semoga saja tidak!
Jika benar begitu, sungguh terlalu. Masak cuma baca 5/6 buku per tahun, yang benar aja? apakah Kompasianer membaca setidaknya 5 buku per tahun? silahkan dijawab dalam hati saja ya....
Amerika menempati urutan pertama dengan hitungan rata-rata 17 buku per tahun. India dan Inggris ada di urutan 2 dan 3 dengan masing-masing 16-15 buku per tahun dibaca oleh penduduk di dua negara ini.
Baik, sekarang mari kita melihat perbandingan selanjutnya. Inggris menghasilkan 20 judul buku per jam di tahun 2014. IYA, ANDA TIDAK SALAH BACA. 20 JUDUL BUKU.
Populasi Inggris cuma 66 juta. Namun, di tahun 2013 tercatat 184 ribu judul buku berhasil diterbitkan. Per satu juta penduduk, mereka menghasilkan 2,875 judul buku. [sumber: theguardiam.com/ baca disini].
Indonesia dengan 275 juta populasi penduduk hanya menghasilkan 159 ribu buku pada tahun 2022. Jumlah tersebut tergolong paling tinggi yang pernah tercatat dengan hitungan merujuk pada nomor ISBN. [data IKAPI, ikapi.org]
Bukankah angka ini sangat kecil dibanding populasi yang ada?
Jumlah penduduk Jawa Barat adalah 50 juta jiwa. Â Lalu, lihatlah tabel sebelumnya yang mencatat 841 buku dalam periode 2015-2020. Padahal, selisih penduduk Inggris dan Jawa Barat hanya 16 juta.Â
Inggris masuk katagori negara dengan jumlah penerbit ketiga terbesar di dunia. Namun, Inggris berada di urutan kedua setelah Cina dalam hal jumlah buku yang dihasilkan pertahun.
Cina mencetak 208 ribu buku per tahun, 12 ribu lebih banyak dari Inggris. Rata-rata penduduk dewasa di Cina menghabiskan 8 buku per tahun. Penjualan buku menyentuh angka 14.3 milyar dolar Amerika pada 2019. [sumber: https://www.sixthtone.com/news]-[baca disini]
Indonesia sendiri meraup untung sekitar 900 juta dolar Amerika pada 2019. Tentu saja jumlah penduduk Cina jauh lebih besar dibanding Indonesia. Jadi, it's not apple to apple.Â