Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendongkrak Literasi dan Publikasi Indonesia, Apa Peran Kompasiana?

6 Oktober 2024   22:21 Diperbarui: 7 Oktober 2024   00:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik rewards Kompasiana|https://kilasbalik.kompasiana.com

Saya yakin sumber pendapatan asli Kompasiana bukan pada iklan. Jika demikian, sudah seharusnya iklan-iklan sampah dibersihkan agar penulis lebih leluasa bekreasi. 

Bukankah Kompasiana bisa lebih kreatif untuk mendulang PAK? baca  Pendapatan Asli Kompasiana. Misalnya, dari 4.7 juta penulis, 5% nya dilatih serius untuk menjadi penulis handal. Kemudian pertahunnya, mereka menulis buku dengan sistem win win, yakni sama-sama diuntungkan. 

Dengan begitu, pendapatan Kompasiana meningkat, jumlah penulis bertambah dan tak kalah penting, literasi Indonesia bisa didongkrak perlahan namun pasti.

Anggaplah saja Kompasiana ini sebuah provinsi yang penduduknya belum semua sejahtera. Atau, mungkin 90% masuk katagori lower class family.

Memanjakan penduduk dengan hadiah dan rewards tentu boleh-boleh saja. Akan tetapi, menciptakan ekosistem ke arah berkelanjutan jauh lebih baik. Contohnya melalui kaderisasi dan pelatihan kepenulisan dengan tema terstruktur. 

Koleksi perpustakaan daerah, jika dibanding rasio penduduk Indonesia, maka angkanya adalah 1:90. Maknanya, 1 buku diantri oleh 90 orang [data perpustakaan Nasional 2022]. Sungguh menyedihkan!

Kita ambil contoh pembanding. Sumatera Utara (SUMUT) memiliki populasi 15.3 juta. Dengan populasi sebesar ini, buku yang diterbitkan hanya rata-rata 151 buku per tahun dengan entitas penerbit tercatat  sebanyak 908 [data Ikatan Penerbit Indonesia]. lihat tabel di bawah ini:

Data IKAPI2015-2020.Sumber:https://www.ikapi.org/riset
Data IKAPI2015-2020.Sumber:https://www.ikapi.org/riset

Sekarang, silahkan bandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta dengan populasi 11.3 juta. Entitas penerbit sejumlah 7588 dan rata-rata buku yang diterbitkan adalah 1265 per tahunnya. 

Disini kita bisa melihat gap besar antara penerbit dan jumlah buku yang dihasilkan. Jumlah penduduk yang besar berbanding dengan jumlah buku yang diproduksi. Kenyataan pahit yang patut direnungkan dan dicarikan solusi.

CEOWORLD Magazine mencatat Indonesia pada urutan ke 31 negara dengan katagori jumlah pembaca di dunia. Rata-rata penduduk Indonesia hanya membaca 5,9 buku per tahun. Saya yakin mereka menfitnah, sungguh keji!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun