Di awal pagi, saya bergegas memakai pakaian olahraga dan bersiap untuk jalan sejauh mungkin. Sebenarnya kebiasaan rutin yang saya lakukan adalah lari pagi, namun kali ini saya hanya ingin berjalan melewati dua desa sekaligus.Â
Jalan kaki di awal pagi memberi manfaat tersendiri. Nenek moyang kita dahulu kala menghabiskan waktu lebih banyak dengan berjalan kaki. Sayangnya, zaman berganti dan pola hidup ikut berubah.Â
Tekanan kaki saat bergerak membantu jantung memompa darah lebih lancar. Sebaliknya, diam dalam waktu lama membuat aliran darah terhambat. Gaya hidup sedentary yang diterapkan banyak anak muda dewasa ini menjadi sumber penyakit dalam tubuh.
Semua penyakit bermuara pada satu hal, yaitu gerak. Semakin kita bergerak, semakin sedikit resiko tubuh mengidap penyakit. Pada hakikatnya, alam sudah memberi kita petunjuk melalui air.Â
Perhatikan bagaimana jernihnya air ketika mengalir, lalu bandingkan dengan air yang menetap lama di suatu wadah. Air mengalir tidak hanya menyehatkan, tapi juga kaya dengan unsur oksigen. Ketika air mengendap diam dalam waktu lama, kuman dan bakteri datang menghampiri.Â
Nah, bukankah hal yang sama terjadi pada manusia?
Sekilas pandang saja kita bisa melihat, mereka yang malas bergerak mudah terserang penyakit dibanding orang yang rutin berjalan kaki. Orangtua di kampung sangat aktif bergerak, mereka selalu terlihat sehat. Bagaimana dengan di kota? ah, silahkan analisa sendiri.Â
Orang kota sibuk berkerja. Sebagian mereka aktif bergerak, tapi lebih banyak duduk. Alhasil, lama- kelamaan peredaran darah terganggu. Ditambah dengan konsumsi makanan siap saji, jadilah limbah menumpuk di dalam tubuh.
Padahal, jalan kaki itu sangat ampuh untuk proses detoksinasi. Percaya atau tidak, hanya dengan rutin berjalan kaki limbah berbahaya dalam tubuh dapat dikeluarkan secara alami.Â
Ginjal menyaring racun dari makanan dan minuman yang kita masukkan ke tubuh. Dengan berjalan kaki lebih banyak, kita sudah membantu meringankan fungsi ginjal.
Apakah cuma sampai disitu? TIDAK!
Organ pangkreas juga mendapat manfaat dari jalan kaki. Ketika gula darah meningkat dari batas normal, pangkreas mengeluarkan insulin untuk menyeimbangkan gula dalam darah. Penelitian membuktikan bahwa berjalan kaki setelah makan efektif menurunkan gula darah.
Begitulah keunikan tubuh manusia. Kunci kesehatan ada pada memperbanyak gerak. Lalu, apa yang membuat kita sangat MALAS berjalan kaki?Â
Rasanya, manusia itu terlalu pelit untuk dirinya sendiri. Berjalan kaki saja masih mencari banyak alasan. Katanya nunggu motivasi datang, cuaca panas, takut ditabrak orang, dll. Tapi, kalau makan dan minum malah keblablasan tanpa mikir panjang.
Akhirnya, perjalanan di dua desa terselesaikan. Saya mendapatkan manfaat lebih banyak dari yang saya pikir. Menelusui kawasan pinggiran sungai, melewati rumah warga dan beberapa sekolah memberi saya insipirasi menulis.
Satu jam lebih saya berjalan kaki, tubuh terasa segar dan pikiran semakin tajam. Sembari berjalan kaki, saya mengamati lingkungan dan pepohonan nan asri di rumah-rumah warga.Â
Saya melihat perbedaan kontras antara rumah warga kelas elit berdinding tinggi dan rumah sederhana tanpa sekat yang ditumbuhi pohon-pohon. Warga desa lebih peka dengan alam, mereka hidup berdampingan dengan tanaman.Â
Di kota, rumah-rumah berdinding tinggi ditanami sedikit pohon. Mereka hidup bertopang pada alam, namun lupa berterima kasih pada sumber oksigen. Begitulah kehidupan, kaya dan miskin terbelah dalam pola pikir.Â
Kesimpulannya, bergeraklah dengan berjalan kaki. Uang bisa dicari, tapi kesehatan tidak mampu dibeli. Terlihat sehat bukan berarti tidak ada penyakit. yuk, perbanyak gerak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H