Saya mendalami tentang pola asuh sejak masa sekolah. Kebetulan ayah saya menyelesaikan thesis S2 tentang pola asuh. Jadinya, sedikit tidak saya banyak membaca tentang psikologi perkembangan manusia dan ilmu otak.
Dari banyak bacaan, saya mencoba melihat keterkaitan pola asuh anak dari segi psikologis dan perkembangan otak. Saya menemukan dua hal menarik. Jurnal kelas dunia bahkan menyimpulkan jika ada korelasi antara gaya asuh dan perkembangan kognitif anak.
Pola asuh atau gaya asuh anak berdampak pada dua sisi: psikologis dan kognitif. Pada aspek psikologis, rasa percaya diri anak terbentuk dari pola asuh sehat.Â
Dalam konteks kognitif, perkembangan otak, terutama bagian hippocampus yang berfungsi sebagai pusat memori juga berkembang lebih baik dengan pola asuh anak yang sehat pula.
Pertanyaannya, tipe pola asuh manakah yang dianggap sehat atau baik?
Ada empat pola asuh anak yang sering dikenal luas.Â
- 1. Pola asuh otoritatif
- 2. Pola asuh otoriter
- 3. Pola asuh permisif
- 4. Pola asuh abai [neglecful]
Kita coba bahas lebih rinci di bawah ini:
Dari keempat pola asuh anak ini, tipe otoritatif dikenal lebih sehat. Pola asuh otoritatif fokus pada komunikasi dua arah. Orangtua pada tipe ini condong mendukung anak dan responsif terhadap emosi anak.Â
Dengan kata lain, pola asuh ini mengenyampingkan kekerasan dan fokus pada aspek perkembangan emosional anak. Orangtua dengan tipe otoritatif peka terhadap kebutuhan anak secara psikologis dan kognitif.Â
Pola asuh otoritatif boleh dikatakan pola asuh anak yang ideal. Orangtua peka terhadap kebutuhan emosional anak dan mendukung tumbuh kembang anak.
Sebaliknya, pola asuh otoriter seringkali memaksakan kehendak orangtua dan mengabaikan emosi anak. Orangtua dengan pola asuh otoriter sangat jarang mengerti kebutuhan anak secara psikologis. Akibatnya, anak merasa tertekan dan memengaruhi mental mereka dalam jangka panjang.