Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Raksasa Tupperware Tumbang di Balik Isu Bahaya Plastik

24 September 2024   19:24 Diperbarui: 24 September 2024   19:38 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

90% profit Tupperware berasal dari direct selling. Bahkan, sampai 2023 Tupperware masih mengandalkan pola penjualan face to face dengan melibatkan kaum perempuan. 

Di Amerika, Tupperware terkenal karena peran perempuan sebagai media. Penjualan Tupperware seringnya berbanding lurus dengan budaya pesta dengan limpahan makanan. Kehadiran Tupperware membuat makanan bertahan lama dalam wadah untuk kemudian dikonsumsi keluarga. 

Penjualan Tupperware melalui website atau online jauh lebih kecil dibanding pola direct selling. Alhasil, ketika pola hidup berubah dan dinamika penjualan bergeser, Tupperware terlihat kewalahan.

Padahal, transisi penjualan dari pola lama ke arah digital mudah diprediksi dengan data dan tren hidup. Direct selling memang memiliki banyak kelebihan, diantara lain kontak langsung dengan konsumen dan peragaan produk secara langsung. 

Meskipun demikian, direct selling juga memiliki sisi kekurangan. Pertumbuhan pasar digital sedikit tidak memberi ragam informasi baru bagi konsumen di belahan dunia. 

Pola penjualan interaksi langsung kini bergeser menyasar konsumen melek teknologi. Tidak ketinggalan kaum emak-emak dengan tren gaya hidup up to date. 

Pasar baru paska pandemi memberi ruang tersendiri bagi pelaku bisnis. Merek-merek baru datang dengan segala kelebihan dan alternatif harga yang lebih masuk akal. 

Kenyataan pahit bagi Tupperware menyisakan hutang besar untuk menutupi kerugian. Hutang Tupperware menyentuh angka 1.2 milyar dolar Amerika[sumber:baca disini]. Sebuah angka cukup besar pastinya!

Diakui atau tidak, produk Tupperware berhasil masuk ke alam bawah sadar setiap keluarga. Bahkan, penamaan atau sebutan produk lain yang serupa mengikuti nama Tupperware di benak konsumen.

Isu Plastik dan Kesehatan

Di tengah pesatnya pemakaian wadah makanan dari plastik, isu kesehatan mencuat ke permukaan. Plastik dianggap berbahaya karena mangandung unsur yang membahayakan organ tubuh manusia. 

Firstpost.com mengeluarkan sebuah artikel berita berjudul "The Tupperware party is over: Why popular tiffin and bottle maker has gone bankrupt". Frasa party is over sirna ditelan zaman. Dulunya, Tupperware bangkit dengan tren gaya hidup berwadah pesta warga Amerika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun