Bahkan, pelatih muaythai asal Jawa Timur dua kali kehilangan smartphone, namun kembali ke tangannya. Masyarakat Aceh menemukannya dan mengembalikan ke panitia. Sang pelatih takjub dengan kejujuran masyarakat Aceh.
Artinya, dibalik kekurangan PON Aceh-Sumut 2024, masyarakat Aceh tetap menjunjung tinggi sportivitas. Panitia boleh saja disalahkan, namun kekesalan jangan ditumpahkan pada tuan rumah. Masyarakat Aceh saling bahu membahu menyambut tamu, memuliakan dengan sikap ramah antar sesama.Â
Refleksi PON 2024
Menyalahkan panitia tentu tidak menyelesaikan masalah. Kritik baik perlu dilontarkan untuk kemudian dikaji ulang, dinalisa oleh pemerintah, dan menjadi refleksi persiapan PON selanjutnya.Â
Terlepas dari segala kekurangan, baik itu anggaran atau pelaksanaan di lapangan, pemangku kebijakan semestinya merumuskan pelaksanaan PON dan memetakan kekurangan di beberapa pertandingan.
Pelaksanaan PON membutuhkan anggaran besar. Jika anggaran ini tidak benar-benar dikelola secara sistematis dan jujur, perilaku koruptif mudah saja terjadi melihat selah disana-sini.
Untuk itu, panitia pelaksana yang ditunjuk sudah sewajarnya melibatkan sekolompok orang yang kompeten. Bagaimana proses seleksi panitia, apa mekanismenya, dan siapa yang berwewenang jelas membutuhkan rumusan kebijakan para expert.Â
Disisi lain, anggaran konsumsi sebaiknya dikelola oleh satu pihak. Transparansi pengelolaan anggaran adalah kunci utama untuk membangun kepercayaan (trust) antara pengelola dan panitia pelaksana.Â
Kalau saja pihak catering disatukan dalam satu wadah, kejadian buruk jauh hari mudah diantisipasi. Sangat tidak wajar dan etis memperlakukan atlit dengan memangkas menu bergizi menjadi menu asal jadi.
Akan jauh lebih baik pemerintah memberi hak penuh pada pengelola, dalam hal ini tuan rumah, untuk menyeleksi pengelola makanan yang teruji dan terpercaya. Namun dari itu, kepercayaan publik wajib dijaga dengan konsekuensi atau hukuman jika saja di lapangan tidak sesuai janji.Â
Sistem anggaran pelaksanaan PON juga membutuhkan penyesuaian. Pusat sepatutnya menganggarkan uang lebih besar dan tidak memberatkan tuan rumah membangun fasilitas serba lengkap.Â
Dengan demikian, analisa kebutuhan anggaran venue disesuaikan dengan kemampuan penyelenggara dan kesiapan anggaran. Artinya, jangan memaksakan kesempurnaan manakala anggaran tidak ada dengan menyerahkan tanggung jawab penuh pada tuan rumah.